Nasional

Angka Kesembuhan 92 Persen, Indonesia Didorong Contoh Jerman Tangani Covid-19

Sab, 11 Juli 2020 | 16:30 WIB

Angka Kesembuhan 92 Persen, Indonesia Didorong Contoh Jerman Tangani Covid-19

Dubes RI untuk Jerman Arif Havas Oegrosena. (Foto: Dok. kemlu.go.id)

Jakarta, NU Online
Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegrosena mengatakan, Jerman salah satu negara di Eropa yang dinilai cukup berhasil menangani Covid-19. Jerman bisa dijadikan contoh dalam penanganan pandemi Corona oleh negara manapun termasuk Indonesia. 


Arif menerangkan, dari kasus positif 119 ribu di Jerman, 185 ribu di antaranya dinyatakan sembuh. Tersisa 15 ribu lagi yang sedang menjalani isolasi mandiri karena Covid-19. Meski begitu, tingkat kesembuhan di Jerman mencapai 92 persen. 


Menurut dia, hal ini membuktikan bahwa Jerman mampu mengendalikan Covid-19 dibanding negara lain di Eropa. Prestasi lainnya, kata dia, tingkat kerentanan terkena Covid-19 di Jerman hanya 4 persen. Jauh berbeda dengan Belgia yang menyentuh angka 15 persen, Italia 16 persen, dan Spanyol 14 persen. 


“Jadi, negara Eropa tinggi sekali. Malah di utara itu gagal dan agak esktrim. Orang tua yang kena Covid-19 diberi morfin supaya langsung bablas. Jadi, ngagak mengganggu. Dan itu menjadi skandal besar,” ucap Dubes Arif saat menjadi pembicara pada Webinar Series PP Muslimat NU, Sabtu (11/7).
 

Selanjutnya, Arif menceritakan sikap pemerintah Jerman merespon kasus positif pertama di negaranya. Sejak ditemukan pada 27 Januari 2020 lalu, Jerman langsung bergerak cepat membentuk tim darurat Covid-19. Para kepala daerah langsung melakukan banyak pertemuan untuk menentukan langkah-langkah strategis melawan wabah ini. 

 

 

Di sisi lain, asesment dan evaluasi digelar setiap dua pekan sekali. Pertemuan para pejabat di Jerman akhirnya memutuskan 13 Maret lockdown. Kebijakan itu cukup membuahkan hasil yang siginifikan. Sebab, pada 16 Mei aktivitas masyarakat kembali dibuka dan kasus positif menurut drastis. 


“Kasus pertama Januari, Maret lokdown, Mei udah main bola (turnamen) lagi. Itu kehebatan yang luar biasa. Sementara, negara tetangga masih lokdown, dia sudah bisa main bola,” tuturnya. 


Selain kebijakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan pengendalian Covid-19 di Jerman berjalan efektif. Pertama, jumlah Rumah Sakit di Jerman cukup banyak, jumlahnya mencapai 2000 RS. Selain itu, fasilitas di RS tersebut juga sangat lengkap, misalnya setiap RS memiliki tempat tidur yag layak lengkap dengan ventilator. 


“Tempat tidur jumlahnya 35 ribu, lengkap dengan ventilator. Ventilator sendiri 28 ribu. Belum lagi RS  tentara Jerman  10 ribu RS,” katanya. 


Melihat kemampuan Jerman tersebut, kata Arif, Indonesia sangat mungkin bisa melakukannya. Salah satu lembaga yang dapat terlibat membantu pemerintah dalam penanganan Covid-19 di Indonesia adalah Nahdlatul Ulama. 


Menurut Arif, NU bisa mengendalikan RS yang ada di seluruh Indonesia untuk lebih siap menanganai pasien Covid-19. “Misalnya, NU juga bisa mengendalikan atau menyiapkan para dokternya,” papar Arif. 


Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Musthofa Asrori