Nasional

Banjir Surut, Warga di Semarang Kembali ke Rumahnya Masing-masing dan Bersihkan Material Lumpur

Rab, 11 Januari 2023 | 12:00 WIB

Banjir Surut, Warga di Semarang Kembali ke Rumahnya Masing-masing dan Bersihkan Material Lumpur

Warga Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang membersihkan rumah dan jalan dari material lumpur pascabanjir, Rabu (11/1/2023). (Foto:Dok. LPBINU Kota Semarang)

Jakarta, NU Online 
Banjir yang melanda Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, kian surut. Warga setempat mulai kembali ke hunian masing-masing dari pengungsian untuk melakukan pembersihan material lumpur pascabanjir.


Wakil Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Kota Semarang, Ayatullah Khumaini mengatakan bahwa warga mulai kembali ke rumah masing-masing setelah genangan pada Selasa (10/1/2023) malam surut.


“Karena air bah langsung surut malam hari, jadi warga langsung pulang ke rumah masing-masing untuk melihat kondisi rumah mereka. Efek pascabanjir di kecamatan Tembalang, kini tinggal pemulihan akses,” terang Ayatullah Khumaini kepada NU Online, Rabu (11/1/2023).


Khumaini menyebut, mayoritas warga kini lebih memilih berada di rumah masing-masing. Mereka bersih-bersih dan menyelamatkan aset yang masih bisa digunakan. Namun demikian, ada sebagian aset yang rusak terendam lumpur.


“Banyak aset yang tidak bisa diselamatkan. Jadi, mereka buang, karena semua bercampur lumpur,” ungkap Khumaini. 


Khumaini menjelaskan, proses pembersihan ini sempat tersendat sebab minimnya akses air bersih bagi warga setempat. Banjir yang merendam Kelurahan Rowosari tersebut membuat banyak pompa air milik warga rusak.


Oleh karena itu, bantuan air yang tersedia kini diprioritaskan untuk membersihkan rumah dan untuk penggunaan MCK. Sementara untuk pembersihan akses jalan umum akan dilakukan bertahap.


“Ketersendatan bantuan air, karena pompa-pompa warga banyak yang korslet efek banjir,” jabar dia. 


Hingga saat ini, Khumaini menyampaikan bantuan air dari pemerintah terus didistribusikan. Kendati demikian, karena keterbatasan armada serta luasnya jangkauan wilayah yang terdampak, membuat distribusi lambat.


Sejak Semarang digempur banjir, Khumaidi mengungkapkan NU Peduli Kota Semarang memfungsikan semua Banom dan lembaganya bergerak dalam misi kemanusiaan mengatasi Banjir, termasuk di Kecamatan Tembalang.


“Kita tidak bisa menghindar dari kuasa Allah swt. Banyak yang tidak menyangka daerah atas kok bisa Banjir. Ya itulah menunjukkan kalau kita itu lemah, kita itu kecil dan dengan musibah seperti itu banyak pelajaran dipetik yaitu belajar sabar, ikhlas, dan tabah,” jabar Khumaini.


Ia menambahkan, sebelumnya banjir di beberapa titik parah lantaran air kiriman yang cukup deras dan kapasitas daya tampung sungai yang tidak mumpuni. “Sehingga meluap mengakibatkan tanggul jebol,” tutup dia. 


Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Syamsul Arifin