Nasional

Begini Alur Beasiswa dan Kuliah Luar Negeri Zona Eropa-Amerika

Sel, 15 Agustus 2023 | 14:30 WIB

Begini Alur Beasiswa dan Kuliah Luar Negeri Zona Eropa-Amerika

Ilustrasi beasiswa dan kuliah di luar negeri. (Foto: NU Online/Freepik).

Jakarta, NU Online 
Kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri dengan mendapatkan beasiswa kini semakin terbuka lebar. Banyak negara, lembaga pendidikan, dan organisasi internasional menawarkan peluang beasiswa kepada para pelajar berprestasi yang ingin mengejar studi tingkat tinggi di berbagai bidang.

 

Namun demikian, tak sedikit pelajar yang masih kesulitan untuk memahami alur dan mengakses informasi terkait kesempatan beasiswa. Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lakpesdam PBNU) menggelar Serial Webinar Bincang Beasiswa “Serba-Serbi Beasiswa dan Kuliah Luar Negeri Zona Eropa-Amerika” pada Senin (14/8/2023) malam.

 

Kegiatan tersebut menghadirkan tiga narasumber kompeten meliputi Profesor Studi Agama-agama dari Hobart and William Smith (HWS) Colleges New York, Etin Anwar; Wakil Sekretaris PCINU United Kingdom, Kandidat PhD Oxford University Irfan L Sirhindi; dan Ketua PCINU Jerman, Mahasiswa Karlsruher Institut fur Technologie Jerman, Muhammad Rodin Billah.

 

Dalam paparannya, Profesor Etin menerangkan melanjutkan studi kuliah ke luar negeri memberikan peluang emas bagi para pelajar untuk mengembangkan diri secara akademis dan personal. Menurutnya, dengan memahami tahapan pendaftaran serta dokumen yang dibutuhkan, para calon penerima beasiswa dapat mempersiapkan diri secara optimal untuk menghadapi proses seleksi.

 

Ia membeberkan terdapat beberapa tahapan aplikasi untuk melanjutkan studi ke luar negeri. “Ada tiga yang diperhatikan, application preparation, pre-submission, dan acceptance information,” terang Prof Etin pada sesi webinar.

 

Pada tahap persiapan pendaftaran, Prof Etin menyebut sejumlah dokumen yang perlu dipersiapkan seperti sertifikasi kemampuan bahasa asing, personal statement, proposal riset, ijazah pendidikan terakhir, surat rekomendasi, CV, dan biaya pendaftaran (tergantung pada kebijakan masing-masing perguruan tinggi).

 

Turut berbicara pada webinar tersebut, Ketua PCINU Jerman, Muhammad Rodlin Billah yang kini tengah menempuh pendidikan PhD di Karlsruher Institut fur Technologie Jerman itu menjelaskan bahwa sistem pendidikan yang diterapkan di Jerman saat ini berbeda dengan yang berlaku di Indonesia.

 

Bagi para lulusan SLTA yang ingin lanjut ke jenjang S1 di Jerman wajib mengikuti program penyetaraan yang dikenal Studienkolleg. Sementara bagi lulusan S1 yang ingin melanjutkan studi ke jenjang magister, sambung dia, bisa langsung mendaftar tanpa perlu mengikuti program penyetaraan.

 

Terdapat sejumlah beasiswa yang bisa dibidik untuk melanjutkan pendidikan ke Jerman seperti DAAD dan Erasmus Mundus. Adapun langkah penting yang perlu dilakukan oleh pelamar mulai dari mengumpulkan informasi hingga proses aplikasi.

 

Ia menjelaskan, mencari informasi mengenai kampus, bidang, dan strata yang diinginkan, lokasi yang dituju, biaya yang dibutuhkan (tuition + living cost), kesempatan beasiswa, proses aplikasi visa  dan dokumen yang dibutuhkan serta tanggal penting.

 

“Menyiapkan persyaratan, kemampuan akademik terjemah/apostile ijazah, transkrip, surat keterangan, sertifikasi/workshop,” terang dia.

 

Sementara kemampuan bahasa asing dibuktikan dengan sertifikat kemampuan bahasa Inggris dan Jerman. Selain itu, komunikasi dengan kampus atau calon pembimbing juga menjadi penting disamping menyiapkan surat motivasi, CV maksimal 2 halaman, dan proposal riset.