Nasional

Berbagai Inovasi Usaha Kaprodi Teknik Industri Unusia di Tengah Covid-19

Sen, 15 Juni 2020 | 01:25 WIB

Berbagai Inovasi Usaha Kaprodi Teknik Industri Unusia di Tengah Covid-19

Berbagai jenis masker seperti 3ply mask, 4 ply mask, dan N95 Equivalent yang memenuhi kebutuhan masyarakat di era social distancing ini diproduksi oleh Nanotech Natura Indonesia. (Foto: Dok Istimewa)

Jakarta, NU Online

Di masa-masa sulit karena wabah Covid-19, masyarakat dan pelaku usaha perlu melakukan inovasi.

 

Kaprodi Teknik Industri Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), Suryandaru mengatakan, pikiran, hati dan tenaga kebanyakan orang saat ini terkuras pada segala kesulitan akibat wabah Covid-19. Lebih-lebih, semua lini media massa juga menceritakan segala hal tentang Covid-19 dari A hingga Z. Semua dikupas, seolah kita diajak untuk terus hanyut dalam gelombang kesulitan Covid-19.

 

Mengutip Pahlawan Nasional Jenderal Soedirman, Suryandaru mengatakan, "Kadang kita terlalu sibuk memikirkan kesulitan-kesulitan sehingga kita tidak punya waktu untuk mensyukuri rahmat Tuhan. Pantaslah Jenderal Soedirman, tokoh besar dan pahlawan nasional kita menyampaikan realita, bahwa hingga manusia tidak menyadarinya, ternyata masih banyak kekuatan manusia yang bisa disyukuri untuk bangkit dari kesulitan," ujarnya.

 

Sikap optimis dan keberanian berinovasi sangat penting dijaga saat ini. Ia menyebutkan, hukum gravitasi yang dicetuskan oleh Isaac Newton, Ilmuwan Inggris yang melahirkan karya besar saat kondisi pandemi yang menewaskan 20 persen penduduk London, yang dikenal sebagai Great Plague of London.

 

"Tidak hanya itu, teori tentang optik dan kalkulus dilahirkan pada masa work from home (WFH) ala abad ke-16 tersebut. Seorang pembelajar hebat seperti Newton telah mampu membangun tatanan baru dunia melalui sains dan teknologi (new normal)," imbuhnya.

 

Ia mengingatkan, karena akal adalah anugerah terhebat yang diberikan oleh Tuhan, menjadi kekuatan manusia menembus langit dan bumi dan juga menghasilkan pembaharuan dan inovasi.

 

Terkait dengan inovasi usaha yang dilakukan, Suyandaru membeberkan beberapa perusahaan startup yang dikelolanya di nanoventure.tech, satu persatu telah menerapkan kaidah-kaidah inovasi. Nanotech Natura Indonesia, nanotechnatura.com, sebagai contohnya, beralih melakukan produksi mandiri hand sanitizer jenis gel maupun cair di masa orang-orang mencari barang tersebut.

 

"Dengan berbekal pengetahuan di bidang fast moving consumer goods, Natura memobilisasi ribuan liter hand sanitizer kepada mitra strategis. Tidak cukup dengan produk tersebut, dibentuklah divisi khusus memproduksi berbagai jenis masker seperti 3ply mask, 4 ply mask, dan N95 Equivalent yang memenuhi kebutuhan masyarakat di era social distancing ini," katanya.

 

Selain itu, nanobubble.id, startup penghasil gelembung air berukuran nano yang menjuarai Wirausaha Muda Mandiri 2019 dan Grab Thinkubator, sejak awal pandemi kemarin mulai merambah ke beberapa teknologi baru. Perikanan, disinfektan dan air purifier berteknologi nano pun juga sudah dirintis, menghasilkan berbagai kerjasama strategis dengan pemerintah daerah, perusahaan swasta, dan transaksi penjualan ke perusahaan di Malaysia dan Korea ketika masa pandemi berlangsung.

 

Di lini bisnis lainnya, Nanotech Herbaltama Internasional (nanotechherbal.co.id), atau Apivent, menyesuaikan permintaan yang tinggi terhadap produk-produk nutrasetikal dari herbal alam Indonesia, salah satunya dengan memproduksi nano propolis dengan kombinasi vitamin C, Habbatussauda, dan potensi lainnya. Pandemi ini memaksa masyarakat untuk terus memiliki sistem imun yang kuat sehingga tubuh kita tahan terhadap serangan penyakit.

 

"Propolis, produk nutrasetikal dari zat resin yang dikeluarkan lebah madu, dapat membuat sistem imun kita menjadi lebih kuat," imbuh VP Academic and Research, International Council for Small Business (ICSB) Kepulauan Bangka Belitung. 

 

Suryandaru meyakini bahwa masa pandemi ini, terdapat banyak kesempatan-kesempatan tersembunyi yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM dan pelaku bisnis lainnya.

 

"Semuanya kembali kepada mindset dan tekad kita, bagaimana kita melihat keadaan, yang ada menjadi kesempatan untuk selalu berinovasi. Pada akhirnya, yang dapat bertahan adalah bukan yang paling kuat, tapi yang paling bisa beradaptasi," pungkasnya.

 

Pewarta: Kendi Setiawan

Editor: Fathoni Ahmad