Nasional

Cawapres Cak Imin Gagas Slepetnomiks untuk Wujudkan Kesetaraan dan Keadilan Ekonomi

Sab, 23 Desember 2023 | 11:30 WIB

Cawapres Cak Imin Gagas Slepetnomiks untuk Wujudkan Kesetaraan dan Keadilan Ekonomi

Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin). (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online

Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menyatakan bahwa sarung bukan hanya sekadar simbol kesucian, tetapi juga simbol kesetaraan dan keadilan. Menurutnya, walaupun sarung terlihat lembut, di tangan orang yang baik, sarung tersebut dapat menjadi alat untuk mengungkap kecurangan dan ketidakadilan.


"Sarung itu lembut, tapi di tangan orang yang baik bisa jadi slepet ketidakadilan dan kecurangan. Yang tidak ada dalam kebijakan ekonomi kita saat ini adalah keberanian untuk mewujudkan aturan main yang adil dan keberanian untuk berpihak kepada rakyat," katanya saat menyampaikan kalimat penutup dalam debat cawapres di Jakarta Convention Center, Jumat (22/12/2023).


Oleh karena itu, Cak Imin menggagas konsep "slepetnomiks" sebagai solusi ekonomi yang dihadapkan pada segala bentuk ketidakadilan. Slepetnomiks, menurutnya, adalah gagasan ekonomi yang telah diuji oleh para pakar dan didasarkan pada pengalaman batin serta rasa.


"Ke depan, proyek yang menyedot begitu banyak uang rakyat hanya untuk memenuhi selera tertentu kita harus slepet. Kita hadirkan perubahan berupa pemerataan dan pembangunan kota-kota dan desa-desa di seluruh Indonesia," tambahnya.


Muhaimin juga menyoroti kecurangan dalam pembuatan aturan yang seringkali berkolaborasi dengan pemain bisnis. Dengan slepetnomiks, dia berharap untuk mengatasi kecurangan tersebut dan membangun kesetaraan di antara semua pelaku usaha untuk mewujudkan kemajuan bersama.


"Dengan slepetnomiks kita pastikan pembangunan ekonomi, dikerjakan pakai hati, pakai otak. Sekali lagi pembangunan ekonomi dilaksanakan pakai hati, pakai otak," terang Muhaimin.


Gagasan slepetnomiks Muhaimin diharapkan dapat menjadi pijakan untuk membahas lebih lanjut isu kesetaraan dan keadilan dalam konteks pembangunan ekonomi di Indonesia.