Di Momen Hari Santri, Ustadzah Mumpuni Apresiasi PMA Pencegahan Kekerasan Seksual
NU Online · Ahad, 23 Oktober 2022 | 14:15 WIB

Ustadzah Mumpuni saat memberikan tausiah dan mengapresiasi terbitnya PMA pencegahan kekerasan seksual pada puncak peringatan Hari Santri 2022. (Foto: Kemenag)
M. Zidni Nafi'
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ustadzah Mumpuni Handayayekti berterima kasih kepada pemerintah karena telah ditetapkan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 73 Tahun 2022 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Satuan Pendidikan pada Kementerian Agama.
“Dengan PMA ini, kami khususnya para perempuan di Indonesia, sangat betul-betul merasa dilindungi, baik secara psikis untuk berkontribusi di Indonesia dan untuk berinteraksi di ruang publik,” tuturnya saat mengisi tausiah pada malam puncak peringatan Hari Santri 2022 yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama, Sabtu (22/10) malam, di JIEXPO Convention Centre and Theatre Kemayoran, Jakarta.
Menurut Ustadzah Mumpuni, saat ini pemerintah Indonesia telah berupaya melakukan pencegahan kekerasan seksual terutama demi melindungi harkat martabat kaum perempuan.
“Ini adalah satu langkah lebih maju bahwa betul-betul mengangkat harkat martabat seorang manusia dengan cara menjaga mental psikisnya. Kalau pemerintah saja sangat memperhatikan harkat martabat manusia, berarti kembali lagi ke perempuannya, betul-betul harus menjaga marwahnya untuk tidak memancing birahi,” tututnya.
Sambil memohon maaf, Ustadzah Mumpuni menyebut, kalau perempuan ingin dihormati maka perempuan harus sopan dalam segi pakaian. Ia menganalogikan, kalau seandainya cara berpakian perempuan kekurangan bahan, maka kalah dengan buah-buahan di pasar.
“Sekarang buah di pasar pakai baju semua. Buah apel pakai baju. Buah pir pakai baju, bahkan nangka di kampung saya di Cilacap, nangka bergelantungan pakai jaket," disambut gelak tawa ribuan hadirin.
Sebagai seorang berlatar belakang santri pesantren, Ustadzah Mumpun mengajak para hadirin agar bangga karena di pondok pesantren diajarkan menjaga marwah seorang perempuan.
“Itulah kenapa santri di pondok pesantren perlu didasari dengan ilmu yang manfaat dan barokah karena harus mempunyai pondasi yang kuat supaya tidak tergerus dengan degradasi moral,” tutur Ustadzah Mumpuni di acara yang juga dihadiri Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Annas.
Kontributor: M. Zidni Nafi’
Editor: Syakir NF
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
4
Prabowo Minta Proses Hukum Berjalan Sepenuhnya untuk Wamenaker yang Kena OTT KPK
5
Balita di Sukabumi Meninggal Dipenuhi Cacing, DPR Tekankan Pentingnya Peran Posyandu dan RT/RW
6
Pemerintah Berencana Tambah Utang Rp781,9 Triliun, tapi Abaikan Efisiensi Anggaran
Terkini
Lihat Semua