Nasional NUZULUL QUR’AN

Di Tengah Wabah, Al-Qur’an Ubah Hati Resah Jadi Lebih Sakinah

Ahad, 10 Mei 2020 | 08:30 WIB

Di Tengah Wabah, Al-Qur’an Ubah Hati Resah Jadi Lebih Sakinah

Ilustrasi Al-Qur'an. (Freepik)

Jakarta, NU Online
Allah Swt telah secara jelas menyebutkan dalam Al-Qur’an surah al-Isra, bahwa kitab yang diturunkannya kepada Nabi Muhammad Saw juga bisa menjadi obat. Dengan membaca Al-Qur’an, bisa mengubah kondisi hati resah menjadi sakinah (tenang). Ketenangan yang dihasilkan dari membaca Al-Qur’an inilah yang akan melahirkan tindakan baik.

Demikian dikatakan Direktur Aswaja Center Jawa Timur KH Ma’ruf Khozin saat didaulat berbicara dalam peringatan Nuzulul Qur’an yang diinisiasi Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU). Diskusi virtual yang mengangkat tema Al-Qur’an sebagai Obat di Tengah Pandemi ini disiarkan langsung via akun medsos PP IPNU, Sabtu (9/5) malam.

Kiai Ma’ruf menjelaskan, yang dimaksud bahwa Al-Qur’an sebagai obat hati itu ketika orang galau, ketika orang gamang, ketika orang susah, begitu baca Al-Qur’an maka konsentrasi hati kita bisa sedikit mengurangi rasa galau, resah, penat, dan lain sebagainya.
 
"Begitu hati tenang, pikiran tenang. Begitu pikiran tenang, dia mengambil sikap itu cukup bagus,” ujarnya.

Sebaliknya, jika orang yang kondisi hatinya sedang galau, tidak tenang, dapat melakukan tindakan yang tidak baik. “Coba kalau ada orang emosi hatinya galau, tidak tenang, pasti ndak karuan dia. Tombak dia ambil. Kenapa? Organ di dalam hatinya tidak stabil,” jelasnya.

Dalam keadaan pandemi seperti saat ini, membaca Al-Qur’an dapat mengantarkan orang untuk berpikir jernih dalam mencari jalan keluar di tengah begitu banyak kesusahan yang mendera.

“Dalam keadaan pandemi serba susah, kalau dia baca Qur’an, meskipun rezeki sulit, dia akan dengan tenangnya mencari jalan. Apa kira-kira yang bisa saya dapat rezeki. Apa jualan online dan lain-lain,” katanya.

Kiai Ma’ruf menjelaskan, orang yang hatinya tenang bakal terobati pikirannya sehingga menjadi tenang. Maka dia menjadi orang sehat di saat orang lain kebingungan, merasakan sakit psikis maupun lain, dia paling tenang. “Datangnya penyakit itu dari hati. Kalau ada penyakit menjadi cepat sesak, masuk rumah sakit,” ujarnya.

Karenanya, ia menegaskan bahwa inti makna Al-Qur’an sebagai obat itu karena ayat-ayatnya masuk ke hati. Dari hati, jelasnya, memancar ketenangan ke seluruh organ tubuh.

Mengutip Ibrahim al-Khawwas, bahwa obat hati ada lima. Salah satunya membaca Al-Qur’an dengan mengangan-angan maknanya. Lima obat hati ini kemudian dibuat syair oleh Sunan Kalijaga. “Lalu ditembangkan dengan bahasa Jawa oleh wali kita dalam pendekatan kultural. Hampir semua sudah mengenal,” tandasnya.

Kegiatan Ngaji Virtual memperingati malam Nuzulul Qur’an ini juga diikuti Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Helmy Faishal Zaini. Hadir pula kader-kader IPNU dari seluruh Indonesia dan mancanegara.

Pewarta: Syakir NF
Editor: Musthofa Asrori