Nasional

Ekonom Sebut Indonesia Bakal Selamat dari Resesi karena Ini

Kam, 6 Oktober 2022 | 20:15 WIB

Ekonom Sebut Indonesia Bakal Selamat dari Resesi karena Ini

Ilustrasi: Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dinilai masih kuat diduga menyelamatkan Indonesia dari resesi.

Jakarta, NU Online
Pemerintah mewanti-wanti, resesi ekonomi global kemungkinan akan terjadi dan kian parah pada 2023. Banyak negara diprediksi akan masuk jurang resesi ekonomi pada tahun depan. Untungnya, Indonesia tak termasuk di dalamnya. 


Ekonom Nahdlatul Ulama (NU) Jaenal Effendi mengungkapan alasan Indonesia masih sangat jauh dari resesi. Faktornya tak lain adalah pertumbuhan ekonomi yang masih kuat.


"Indonesia akan selamat dari resesi ketika fundamental ekonomi kita kuat. Saat ini, kita masih cukup kuat apalagi didorong oleh permintaan domestik yang masih relatif tinggi," kata dia kepada NU Online, Kamis (6/10/2022).


Optimisme itu, menurutnya, akan semakin kuat jika pemerintah memaksimal ketersediaan permintaan domestik dari hulu ke hilir maka kemungkinan Indonesia masuk jurang resesi sangatlah tipis. 


"Ketersediaan sumber daya alam (SDA) kita ini melimpah seharusnya pemerintah bisa memanfaatkan itu, untuk mendongkrak konsumsi dalam negeri," ucap Dosen dan Peneliti Institut Pertanian Bogor (ITB) itu.


Ia menegaskan, pemerintah harus menjaga dan mencari dukungan untuk harga komoditas yang mungkin tidak setinggi saat ini di tahun depan. Hal ini perlu dipikirkan untuk menjaga anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dalam pertumbuhan ekonomi. 


"Jika pemerintah mampu mengedalikannya, Indonesia menjadi salah satu negara yang akan kuat menahan gejolak ekonomi yang akan terjadi di masa depan," tegas dia. 


Resesi global, lanjut dia, justu akan lebih terasa oleh negara-negara maju, di Eropa Timur, misalnya. Menurutnya, ekonomi Eropa akan terjerumus dalam jurang resesi pada tahun ini seiring dengan lonjakan inflasi yang tinggi dan kenaikan suku bunga acuan yang menekan pertumbuhan.


"Negara-negara maju ini kan sangat bergantung pada permintaan dari luar negara mereka. Tidak seperti Indonesia yang memiliki SDA yang cukup untuk mengantisipasi (resesi) itu," jelasnya. 


Kendati pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung positif, Jaenal meminta kepada semua pihak untuk tetap berhati-hati, utamanya pemerintah dalam menjaga kestabilan pertumbuhan ekonomi negara. 


"Optimis, tapi juga harus hati-hati. Caranya dengan memastikan pertumbuhan ekonomi terjaga dengan baik, yang otomatis ada pembangunan sektor riil  dan memfasilitasi masyarakat produktif untuk tetap memiliki aktivitas ekonomi," katanya.


"Aktivitas ekonomi itulah yang perlu didorong," imbuh Jaenal.


Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah mengimbau bahwa kondisi ekonomi dunia bakal gelap tahun depan. Menurutnya, dunia sedang berada dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.


"Sederet lembaga keuangan internasional menyebutkan tahun depan keadaan ekonomi akan makin gelap," ujar Presiden Jokowi dalam keterangannya, belum lama ini.


Dia pun meminta semua pihak berhati-hati, meskipun ekonomi Indonesia terus tumbuh positif. Semua pihak harus bersiap atas 'badai' apapun yang akan terjadi ke depannya.


"Maka kita harus hati-hati dan waspada meskipun ekonomi tumbuh 5,44 persen itu sangat baik dibandingkan negara lain tapi harus hati-hati dan waspada dan bersiap atas badai apa pun," terang Jokowi.


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Kendi Setiawan