Nasional

Era Disrupsi, Masyarakat Harus Cakap Digital dan Mampu Beradaptasi dengan Teknologi 

Ahad, 18 Juni 2023 | 06:00 WIB

Era Disrupsi, Masyarakat Harus Cakap Digital dan Mampu Beradaptasi dengan Teknologi 

Kegiatan Training of Trainer (ToT) Literasi Digital bertajuk Indonesia #MakinCakapDigital​​​​​​​ 'Belajar Digital itu Menyenangkan' di Bogor Jawa Barat, Sabtu (17/6/2023). (Foto: istimewa)

Bogor, NU Online
Lembaga Ta'lif wan Nasr (LTN) Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) menggelar kegiatan Training of Trainer (ToT) Literasi Digital bertajuk Indonesia #MakinCakapDigital 'Belajar Digital itu Menyenangkan'.


Kegiatan yang bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) ini berlangsung di Pondok Pesantren Sabilurrohim, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (17/6/2023).


Ketua LTN PBNU, Ishaq Zubaedi Roqib saat sambutan memaparkan tentang manusia yang saat ini memasuki era disrupsi. Disrupsi menurutnya diartikan sebagai  suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat hadirnya 'masa depan' ke 'masa kini'. 


Dalam perubahan ini seharusnya manusia, khususnya umat Islam dan Nahdliyin bisa beradaptasi dengan perkembangan yang ada terlebih di era digital. Termasuk memanfaatkan kemajuan yang ada untuk menjelaskan apa-apa yang menjadi pertanyaan-pertanyaan umat sehubungan dengan kaidah-kaidah keagamaan.


"Saya pernah ditanya orang luar negeri, dia beranggapan Islam hanya cocok untuk daerah tropis yang hanya dua musim, sementara bagaimana dengan wilayah yang memiliki empat musim, bahkan yang mataharinya hampir ada sepanjang hari," ujar Zubaedi mencontohkan. 

 

Menurutnya, masalah-masalah ini harus dipikirkan bersama. Umat Islam harus tahu bagaimana pemanfaatan media digital untuk menjelaskan bahwa hakikatnya Islam adalah rahmatan lil 'alamin.


Untuk itu manusia menurutnya diharap bisa menyesuaikan diri dalam menghadapi era revolusi industri yang penuh 
dengan tantangan disrupsi. Dalam menghadapi perkembangan zaman semakin pesat ini, seorang haruslah bisa beradaptasi dan melakukan perubahan. 

 

Bedakan fakta dan hoaks
Sementara itu pada sesi I, Pimpinan Redaksi NU Online, Ivan Aulia Ahsan menyampaikan materi Digital Ethic: Bagaimana Membedakan Informasi Fakta dan Hoaks? 


Pria yang akrab disapa Mas Ivan ini menjelaskan dengan detail terkait pentingnya cakap digital dan menyaring informasi apa saja yang didapat di dunia maya. Sebab belum tentu informasi yang diterima itu benar adanya dan sesuai realita. 

 

"Kalau informasinya melalui media dan jelas media terverifikasi dewan pers tentu pasti ada tahapan-tahapan verifikasi di meja redaksi oleh redaktur. Tapi, kalau informasinya (beredar) liar di grup-grup media sosial maka tugas kita adalah bagaimana menyaring hal itu sendiri atau self verification," papar pria lulusan Sejarah UI ini. 


Dengan penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh para pemateri, para peserta kegiatan terlihat antusias untuk berdiskusi, dari awal sesi acara hingga akhir sesi ketiga.


Kontributor: Nidhomatun MR
Editor: Kendi Setiawan