Nasional 1 ABAD NU

Final NU Tech, dari Aplikasi Menikah hingga Nyantri Online

Sel, 20 Desember 2022 | 09:00 WIB

Final NU Tech, dari Aplikasi Menikah hingga Nyantri Online

Penampilan 10 besar tim inovasi digital pada puncak acara NU Tech di Malang, Senin (19/12/2022). (Foto: NU Online/Hilyatul Maknunah)

Malang, NU Online 

NU Tech menjadi ajang saling uji kebolehan talenta muda digital Indonesia. Sebelumnya, ada ratusan tim turut berpartisipasi yang digelar Nahdlatul Ulama sejak 2 Desember 2022 tersebut. 


Dan tersisa 10 tim yang mempresentasikan kreativitasnya pada puncak final NU Tech. Mereka harus bisa meyakinkan sejumlah juri pada acara yang digelar di Kota Malang, Jawa Timur, Senin (19/12/2022) tersebut.


Selaku penanggung jawab, Fajrin Rasyid menyampaikan bahwa NU Tech merupakan langkah visioner jamiyah ini terhadap teknologi masa depan.


"Talenta digital bangsa Indonesia cukup besar, NU Tech menjadi ajang untuk saling belajar dan memberikan inspirasi," katanya.


Sepuluh besar tim yang mempresentasikan inovasi digitalnya terdiri dari berbagai kategori. Antara lain bidang logistik, sosial, pendidikan, jasa dan lain-lain.


Inovasi digital pertama ditampilkan adalah NU Bike, sebuah karya digital bidang logistik berbasis aplikasi jasa antar jemput dan rental kendaraan listrik. Keberadaannya sebagai solusi menuju nol emisi dan memungkinkan masyarakat mendapatkan akses penggunaan kendaraan listrik. 


Yang kedua hadir dari kategori sosial-preneur bernama Saqinah. Ini adalah sebuah platform yang menawarkan pendidikan pra-nikah dengan berbagai macam pembelajaran berbasis online. Layanan yang ditawarkan meliputi tips memilih pasangan sesuai syariat, ilmu kerumahtanggaan, parenting dan hal penting lain yang perlu dipersiapkan sebelum menikah. Hal ini dilakukan sebagai langkah awal menciptakan keluarga harmonis. Kelebihan platform ini berisi pembelajaran yang dilaksanakan secara terstruktur dan sistematis.


Untuk inovasi ketiga bernama Kepul dengan kategori sosial-preneur yang merupakan aplikasi penjualan sampah. Dari aplikasi ini, masyarakat dapat menjual sampah untuk kemudian diserahkan oleh pengelola aplikasi menuju pabrik pengelolaan sampah. 


Selain itu, aplikasi juga merekrut driver sebagai pengepul sampah yang telah dijual masyarakat melalui aplikasi. Diharapkan hal ini dapat mengedukasi masyarakat untuk peduli lingkungan, serta membuka lapangan pekerjaan baru.


Sedangkan yang keempat sedikit berbeda dari yang lain. Platform berbasis aplikasi ini bernama Bumikan yang menawarkan jasa marketplace pengurusan prosesi pemakaman. Fitur yang ditawarkan yakni memudahkan untuk pencarian dan pemesanan lahan, dan jasa lain bidang pemakaman.


Berikutnya adalah Water Coin. Merupakan sebuah mesin penyedia air yang memenuhi kebutuhan air minum yang lebih murah dari harga pasaran dan mudah bagi warga yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air. Hal ini juga bertujuan untuk mengurangi konsumsi air kemasan karena dapat menambah sampah plastik.


Inovasi digital keenam merupakan sebuah platform konsultasi dan jasa pelayanan berbasis aplikasi yang menawarkan jasa pertukangan dengan merekrut para tukang profesional dan tersertifikasi. Masyarakat dapat mengakses jasa konsultasi dengan sejumlah tukang yang terdaftar sebelum mendapatkan pelayanan. Hal ini tentu membantu masyarakat mendapatkan pelayanan tukang yang terpercaya dan garansi dari penyedia platform.


Sedangkan ketujuh adalah Ternak Craft. Merupakan pengiriman ikan hias yang terintegrasi melalui aplikasi. Keberadaannya dapat mengedukasi peternak ikan untuk menghasilkan budidaya ikan sesuai dengan kebutuhan customer.


Kedelapan dan kesembilan berasal dari kategori pendidikan. Pertama adalah aplikasi Majliz yang menciptakan solusi mendapatkan pelayanan keagamaan praktis, seperti konsultasi syariah dan pesantren terbuka yang dapat diakses oleh masyarakat khususnya yang tidak sempat belajar di pesantren namun tetap mendapatkan ilmu ala pondok.


Sedangkan yang kedua adalah Ponpesku. Aplikasi ini menawarkan jasa belajar agama online yang hadir sebagai solusi untuk masyarakat umum yang haus akan ilmu berbasis pesantren. Tentu materi keilmuan yang disajikan dan dikemas semenarik mungkin dengan memperhatikan referensi terpercaya dan pengajar kompeten.


Inovasi digital yang terakhir adalah Digisam yang merupakan jasa pengumpulan sampah. Keberadaannya hadir sebagai platform  yang bekerja sama dengan hotel dan instansi besar lain penghasil sampah. Kemudian sampah yang ada diolah sesuai prosedur.


Sepuluh tim inovasi digital yang bertanding harus mempresentasikan kelebihan layanannya. Mereka harus meyakinkan dan mendapatkan penilaian juri yang kompeten. Hingga terpilihlah juara 1 yang diraih oleh Tim Kepul, disusul Tim Pak Tukang dan juara tiga diberikan kepada Tim Bumikan.

 

Penulis: Hilyatul Maknunah

Editor: Syaifullah Ibnu Nawawi