Nasional

Gencatan Senjata 4 Hari, Sedikit Kesempatan Bernapas bagi Warga Palestina

Kam, 23 November 2023 | 10:00 WIB

Gencatan Senjata 4 Hari, Sedikit Kesempatan Bernapas bagi Warga Palestina

Katib Syuriyah PBNU KH Abdul Ghaffar Rozin. (Foto: NU Online/tangkapan layar kanal Youtube)

Jakarta, NU Online 

Katib Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdul Ghaffar Rozin menyebutkan bahwa gencatan senjata di Gaza yang disepakati pada Rabu (22/11/2023) tidak lebih dari memberikan sedikit kesempatan bagi warga sipil Palestina untuk “menghela napas”. 


Menurutnya, yang dibutuhkan saat ini bukan hanya jeda sementara, melainkan gencatan senjata sesungguhnya yang dapat memberikan perlindungan bagi warga sipil yang terdampak.


"Yang kita perlukan saat ini adalah jeda kemanusiaan yang kita semua pesimis Israel memilikinya" kata dia kepada NU Online, Rabu (22/11/2023).


Gus Rozin juga menggambarkan konflik di Gaza sebagai bentuk genosida yang dilakukan oleh Israel. “Menyaksikan liputan independen di Gaza, tidak berlebihan kalau kita menyebut Israel sedang melakukan genosida,” ungkapnya.


Ia menegaskan pentingnya peran semua pihak, baik individu maupun organisasi, untuk mengambil tindakan dalam menghentikan "ethnic cleansing" yang dilakukan Israel. 


“Sudah saat semua pihak, individu maupun organisasi mengambil peran menghentikan ethnic cleansing ini sesuai kemampuan masing-masing,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah itu.


Gus Rozin juga menyerukan agar semua pihak, tanpa memandang perbedaan agama, bersatu untuk menyelesaikan isu kemanusiaan ini. Ia menekankan bahwa isu kemanusiaan dan kedaulatan jauh lebih penting daripada perbedaan agama.


“Saatnya semua orang singkirkan perbedaan agama. Isu kemanusiaan dan kedaulatan jauh lebih penting,” kata Ketua Majelis Masyayikh itu.


Sebagai informasi, otoritas Israel yang dipimpin oleh Perdana Menteri Isael Benjamin Netanyahu telah menyetujui kesepakatan gencatan senjata di Gaza, Palestina dengan imbalan pembebasan sekitar 50 sandera yang telah ditahan di Gaza.


Israel menyetujui gencatan senjata selama empat hari untuk pertama kalinya sejak pecahnya perang. Kesepakatan itu muncul setelah pembicaraan tentang kesepakatan yang dimediasi Qatar. 


Netanyahu mendesak seluruh kabinet menyepakati pembebasan sandera di Gaza, dengan pertukaran tahanan Palestina dari tahanan Israel. Pembebasan sandera dilakukan dengan skema per hari sebanyak 12 hingga 13 orang dibebaskan. Untuk setiap tambahan 10 sandera yang dibebaskan, jeda akan diperpanjang satu hari, katanya. Sebagai gantinya, 150 perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara Israel akan dibebaskan. 


Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui NU Care-LAZISNU juga mengajak masyarakat untuk menyalurkan bantuan bagi warga Palestina. Untuk memudahkan masyarakat, LAZISNU membuat laman penggalangan Donasi Palestina 2023 melalui tautan berikut.