Nasional

Getaran Doa Istighosah Kubra Online Menembus Mimika Papua

Jum, 10 April 2020 | 03:30 WIB

Getaran Doa Istighosah Kubra Online Menembus Mimika Papua

Suasana istighotsah kubra online di kantor PWNU Jawa Timur. (Foto: NU Online/istimewa)

Mimika, NU Online
Dampak wabah virus Corona telah mengusik suasa kehidupan berkeluarga hingga pelosok. Jika pada kondisi normal, berkumpul bersama keluarga dan tetangga merupakan saat yang membahagiakan, namun pada kondisi pandemi ini, berkumpul justru menjadi mencemaskan. Alhasil, pemerintah mengeluarkan aturan agar menjaga jarak walaupun dengan keluarga sendiri. Hal tersebut untuk mencegah menularnya virus ini.
 
Ketika Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menyelenggarakan kegiatan istighotsah kubra online dan PBNU mengadakan doa bersama NU se-dunia dan pertaubatan global, para jamaah Istighotsah An-Nahdliyyah Mimika, Papua juga ikut mengikuti dan menyimak. 
 
Lewat sejumlah fasilitas layanan siaran langsung yang telah ditentukan panitia, Nahdliyin atau warga NU pasti menunggu dengan penuh harap. Apalagi kegiatan diselenggarakan bersamaan dengan malam nisfu Sya’ban, Rabu malam dan Kamis (8-9/4) di rumah masing masing.  

"Saya ikut lewat siaran smartphone saja, kalau di TV kurang bisa enjoy," kata Hj Asmawati, Jumat (10/4).
 
Ustadzah pembina Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Masjid Al-Ikhlas Wanagon, Mimika Papua ini mengemukakan pengalamannya mengikuti istighotsah secara online tersebut.
 
"PWNU Jatim semangat luar biasa, semoga wabah cepat berlalu, " kata ustadzah lulusan Pesantren Al-Fattah, Sekaran, Lamongan, Jawa Timur ini.
 
Pengalaman lain dirasakan Ibu Kuncara yang sejak 25 Maret suaminya bekerja di Tambang Bawah Tanah (underground) PT Freeport Indonesia. Hal tersebut memaksa sang suami terjebak lock-down di Tembagapura sehingga tidak bisa turun ke rumah Timika. 
 
"Saya istighotsah sendiri tiada yang menemani, anak sudah ngantuk jadi izin tidur, suami di tempat kerja tidak bisa turun, tapi tetap semangat. Alhamdulillah atas izin Allah bisa mengikuti istighotsah online," terang perempuan yang pernah mengisi bazar kuliner Nusantara ini. 
 
 
Merasakan Getaran
Istighotsah kubra online sendiri dimulai sekitar pukul 22.00 WIT. Akses televisi nasional, TVRI, bisa ditangkap di Mimika. TV9 NUsantara bisa ditangkap untuk akses tertentu. Kebanyakan jamaah ini lebih suka membuka youtube, fanpage, dan instagram.  
 
"Saya pakai handphone dengan menonton you tube, tapi pakai salon kecil. Jadi suaranya besar," tutur Ibu Kuncara.
 
Pada saat yang sama, tidak jarang yang mengalami kesulitan akses saluran televisi di Mimika. Hal tersebut sebagaimana dirasakan oleh Ustadz Arif Widiyanto. 
 
"Sempat mencari-cari channel TV akhirnya dapat malah di You Tube," ungkapnya. 
 
Kendatri pengalaman pertama mengikuti istighotsah lewat online, namun dirinya merasa getaran yang dirasakan demikian melekat.
 
“Getaran doa dari para kiai sepuh sangat terasa meskipun kita di ujung timur yang terimbas lock-down," tutur Sekretaris Pengurus Ponpes Darussalam Mimika ini. 
 
Kesan lain disampaikan Ustadz Hasyim Asy'ari. Bahwa dirinya tidak bisa menahan haru saat sejumlah kiai membacakan doa secara bergilir. Kendati dirinya mengikuti acara lewat gawai. 
 
“Saya berlinang air mata saat melihat para masyayikh berdoa," ungkap Pengasuh Pesantren Darussalam Mimika ini.

Menurut Ustadz Sugiarso, sosialisai dan ajakan untuk mengikuti istighotsah kubra online dan doa bersama NU se-dunia merupakan salah satu usaha untuk menjaga keistikamahan istighotsah. 
 
"Upaya untuk menjaga rutinan istighotsah An-Nahdliyyah di Kabupaten Mimika penting dijaga. Kreativitas berbasis kondisi dengan tetap menjaga esensi merupakan usaha yang terus dilakukan,” ungkap Ketua Pengurus Pesantren Darussalam Mimika tersebut. 
 
Dirinya sangat berterima kasih karena warga dan pengurus NU di Jawa karena bisa memberikan kegiatan yang mampu mempersatukan dengan warga di Mimika. 
 
“Setelah acara ini kami akan rancang metode yang tetap bisa menjaga keistikamahan istighotsah kami," pungkas Ketua Jamaah Istighotsah An-Nahdliyyah Mimika ini.
 
 
Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Aryudi AR