Nasional

Gubernur Khofifah Harap Persaudaraan Jatim dan Papua Tumbuh Subur

Ahad, 1 September 2019 | 09:30 WIB

Gubernur Khofifah Harap Persaudaraan Jatim dan Papua Tumbuh Subur

Khofifah menanam bibit Matoa di pelataran Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. (Foto: NU Online/Rof Maulana)

Surabaya, NU Online    
Berbagai upaya dilakukan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa untuk mempererat dan memperkuat kembali hubungan persaudaraan dengan warga Papua. Apalagi hubungan harmonis tersebut sempat merenggang usai terjadinya insiden di Kota Surabaya dan Malang. 
    
Setelah mengirimkan bantuan logistik ke Papua melalui Kapal Rumah Sakit  KRI dr Soeharso-990, Sabtu (31/8), orang nomor satu di Jatim ini melakukan penanaman bibit tanaman khas Papua yakni pohon Matoa. Kegiatan dipusatkan di halaman Edu Park, komplek Masjid Nasional  Al-Akbar Surabaya, Ahad (1/9) pagi.
 
Ditemui NU Online bersama sejumlah insan media usai penanaman tersebut, Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini memiliki pesan simbolis. Bahwa Jatim dan Papua adalah bersaudara, dalam satu bingkai dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini dibuktikan dengan tumbuh suburnya buah Matoa di Jatim, seperti di Jombang, Kediri, dan Surabaya.
 
“Pesan kita adalah persaudaraan, bahwa apa yang tumbuh di Papua, kita juga mencoba menanam di sini seperti Matoa, dan ternyata tumbuh dengan subur berbuah lebat. Mudah-mudahan persaudaraan kita juga tumbuh subur dan baik,” katanya.
 
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini lantas menceritakan inspirasinya penanaman Matoa itu. Dalam sebuah kegiatan di Kediri, dirinya melihat pohon khas Papua tersebut berbuah dengan sangat lebat, kemudian diambilnya dan menghubungi pihak Masjid Al-Akbar untuk ikut mencari bibit dan ditanam sekaligus mencari buah Matoa di Surabaya.
 
“Saya akhirnya terinspirasi menanam pohon Matoa di sini. Tapi karena waktunya sangat pendek, saya minta tolong untuk dicarikan di Surabaya. Alhamdulillah dapat.  Hari ini, kita juga berbagi buah ini, karena belum semua mengetahui seperti apa pohonnya, bentuk buahnya serta  rasanya,” ujarnya.
 
Usai menanam bibit Matoa, perempuan yang pernah menjabat Menteri Sosial RI ini juga berkesempatan melepas peserta Jalan Sehat Bershalawat dalam rangka memperingati Tahun Baru 1 Muharram 1441 H. Kegiatan juga merupakan rangkaian Peringatan Hari Besar Islam Provinsi Jatim, di halaman luar Masjid Al-Akbar Surabaya.
 
Sebelum pelepasan peserta, Gubernur Khofifah menyempatkan diri untuk bersalaman dan berfoto dengan beberapa peserta yang telah memadati halaman masjid. Kehadiran orang nomor satu di Jatim ini pun disambut antusias puluhan  ribu peserta jalan sehat. 
 
Dalam sambutannya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU ini menyampaikan, peringatan 1 Muharram bertujuan untuk memperingati perjuangan Rasulullah SAW. Yakni dalam membangun persemaian kehidupan yang lebih baik yang dibangun di atas pilar keberagaman dalam harmoni dan toleransi.
 
Artinya, imbuh Khofifah, jika kemarin masih ada ketertinggalan, maka sekarang kita harus bergerak kearah yang lebih maju. “Jika ada yang miskin, maka kita harus bergerak untuk menyejahterakan, dan jika ada yang belum terdidik, maka kita harus bergerak untuk mencerdaskan,” ungkapnya. 
 
Dalam pandangannya, tahun baru Hijriah merupakan penanda perjuangan Rassulullah untuk  meningkatkan harkat dan martabat manusia.  
 
“Nuansa tahun baru Hijriah ini sangat scientific, ketika kita memperingati perjuangan Rasulullah SAW sampai hijrah dari Makkah ke Yastrib yang kemudian dikenal dengan kota Madinah sesungguhnya referensi  penting bagi kita khususnya warga bangsa Indononesia yang sangat beragam seperti keberagaman warga kota Madinah tetapi dapat hidup rukun harmoni,” pungkasnya.
 
Hadir dalam kesempatan ini, Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak, para tokoh agama, di antaranya KH Marzuki Mustamar selaku Ketua PWNU Jawa Timur, KH Abdushomad, Ketua MUI Jawa Timur, KH Muzakky Al-Hafidz, dan KH Ridwan Nasir. 
 
Bergabung pula Kepala OPD di lingkup Pemprov Jatim, pimpinan dan pengurus Masjid Al-Akbar Surabaya, para wartawan dari berbagai media, serta puluhan  ribu peserta jalan sehat bershalawat. 
 
 
Pewarta: Rof Maulana
Editor: Ibnu Nawawi