Nasional

Gus Ghofur: Kenikmatan Terhebat di Muka Bumi adalah Ma’rifatullah

Jum, 5 Februari 2021 | 04:00 WIB

Gus Ghofur: Kenikmatan Terhebat di Muka Bumi adalah Ma’rifatullah

KH Abdul Ghofur Maimoen (Gus Ghofur) saat mengisi acara PP Muslimat NU. (Foto: tangkapan layar)

Jakarta, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdul Ghofur Maimoen (Gus Ghofur) mengatakan, kenikmatan terhebat yang mampu dirasakan di muka bumi adalah ma’rifatullah (mengenal Allah).


“Kesadaran bagi para sufi bahwa hal yang paling nikmat adalah ma’rifatullah,” jelas Gus Ghofur saat mengisi acara riyadhoh dan doa bersama yang diinisiasi PP Muslimat NU bekerja sama dengan PW Muslimat Jawa Tengah, Kamis (4/2), secara daring.


Menurut dia, ada salah satu cerita menarik dari Abdul Malik bin Dinar, seorang sufi besar, bahwa banyak penduduk bumi yang meninggal namun belum merasakan hal paling indah di muka bumi.


“Kemudian, para murid Malik bin Dinar bertanya, apakah itu. Lalu, beliau menjawab ma’rifatullah,” terang putra kelima almaghfurlah KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) ini.


Gus Ghofur juga menceritakan kisah lain dari Dzunnun al-Mishri, seorang sufi besar   lainnya, saat beliau menghadapi kematian. Dzunnun ditanya apa yang paling diinginkan saat menghadapi kematian. 


“Dzunnun al-Mishri menjawab bahwa ia berharap mampu mencapai ma’rifatullah meskipun sebentar sebelum meninggal,” jelas pria yang juga Ketua STAI Al-Anwar Sarang Rembang Jawa Tengah ini.


Saat mengisi acara yang diselenggarakan PP Muslimat NU bekerja sama dengan PW Muslimat NU Jawa Tengah itu, Gus Ghofur menjelaskan ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mencapai ma’rifatullah, yaitu sabar dan ikhlas.


“Selain itu, yang bisa menyelamatkan perilaku kita, ibadah kita, amal kita adalah sabar dan ikhlas,” jelas Gus Ghofur.


Doktor jebolan Universitas Al-Azhar Mesir ini juga menjelaskan, ada tiga makhluk Allah yang bisa dilihat tingkat kesabarannya. Yaitu hewan, malaikat, dan manusia.


“Hewan diciptakan tidak memiliki kesabaran sama sekali. Oleh karena itu, hidupnya hanya untuk memenuhi keinginan dengan syahwat dengan kadar tertentu yang telah diberikan Allah,” terangnya.


Sementara itu, lanjut dia, makhluk Allah yang lain yaitu malaikat memiliki keinginan. Namun, tidak disertai syahwat karena keinginannya ditujukan untuk mencapai ma’rifatullah. “Tanpa diberikan syahwat atau halangan apapun, malaikat tidak membutuhkan kesabaran,” ungkapnya.


Sedangkan manusia, sambung Gus Ghofur, lahir pertama kali yang dimiliki adalah keinginan untuk makan tanpa memiliki kesabaran. Lalu beranjak besar sedikit keinginannya adalah bermain. Lalu, besar lagi tumbuh memiliki hasrat biologis, hasrat untuk bertemu lawan jenis.


“Ini semua termasuk syahwat yang bisa bermanfaat sekaligus bisa tidak bermanfaat. Dan atas rahmat-Nya Allah memberikan manusia al-ma’arif (pengetahuan), al-ahwal (keinginan), al-a’mal (perilaku),” jelasnya.


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori