Nasional

Gus Ishom: Kemuliaan Maulid Nabi Melebihi Idul Fitri

Sen, 25 Oktober 2021 | 10:30 WIB

Gus Ishom: Kemuliaan Maulid Nabi Melebihi Idul Fitri

Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Ishomuddin. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Ishomuddin menuturkan, kemuliaan Maulid Nabi tidak bisa disamakan bahkan dengan Idul Fitri dan Idul Adha sekalipun.

 

“Sebagimana dijelaskan ulama bahwa Maulid Nabi itu jauh lebih mulia daripada Idul Fitri, lebih mulia daripada Idul Adha, lebih mulia daripada Nuzulul Qur’an, lebih mulia daripada Isra’ Mi’raj, lebih mulia daripada peristiwa hijrah,” ujar kiai yang akrab disapa Gus Ishom tersebut.


Bahwa tiada dapat disamakannya kemuliaan yang melekat pada hari kelahiran Nabi Muhammad saw ini karena tanpa Allah swt mengutus Rasulullah ke muka bumi, maka tiada pula Idul Fitri, Idul Adha, dan sebagainya.


“Mengapa hari kelahiran Rasulullah atau Naulid Nabi jauh lebih mulia daripada Idul Fitri dan Idul adha? Karena tidak mungkin ada dua hari raya tersebut, kecuali dengan dilahirkannya Baginda Rasulullah. Tidak mungkin ada Nuzulul Qur’an kalau beliau tidak dilahirkan ke dunia ini oleh Allah swt,” terangnya.


Sementara itu, ia menegaskan jika Maulid Nabi dan memperingati hari kelahiran nabi adalah dua hal yang berbeda. Memperingati Maulid Nabi yang berupa berkumpul bersama dengan melangsungkan pengajian, tentu tidak lebih mulia daripada Idul Fitri dan Idul Adha.


“Kumpul-kumpul memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad tidak lebih mulia daripada peristiwa Isra’ Mi’raj. Pendek kata, Maulid Nabi dengan peringatan Maulid Nabi itu dua hal yang berbeda,” tuturnya.

 

 

Dijelaskan, berkumpul bersama memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad adalah adat istiadat. Kendati demikian, hal tersebut dikategorikan sebagai adat yang baik dan bilamana dilakukan akan mendapat nilai ibadah dan ganjaran pahala karena bernilai kebaikan.


“Menurut Ibnu Taimiyah, apabila orang yang kumpul untuk memperingati kelahiran nabi niatnya untuk mengagungkan nabi, maka ia mendapatkan pahala karena dinilai sebagai sebuah kebaikan,” kata Gus Ishom.


Maka dari itu, lanjutnya, tidak ada perintah juga larangan terkait berkumpul memperingati Maulid Nabi. Justru, mengisi hari kelahiran nabi dengan kegiatan yang dapat menambah kecintaan dan keimanan umat kepada Nabi Muhammads saw adalah hal yang baik.

 

Penjelasan ini disampaikan Gus Ishom pada acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw dan Hari Santri Nasional 2021 yang diselenggarakan oleh Jam’iyyatul Qurra Wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU) Kota Bandar Lampung, Ahad (24/10/2021) malam. Acara ini juga disiarkan di akun Instagram JQHNU Bandarlampung.

 

Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin