Nasional

Gus Muwaffiq: Kita Sedang Masuki Zaman Percepatan yang Luar Biasa

Sab, 30 November 2019 | 02:15 WIB

Gus Muwaffiq: Kita Sedang Masuki Zaman Percepatan yang Luar Biasa

Gus Muwaffiq di pengajian milenial Kota Pekalongan (Foto: NU Online/Abdul Muiz)

Pekalongan, NU Online
KH Ahmad Muwaffiq dai asal Sleman Yogyakarta mengatakan, saat ini manusia sedang mengalami percepatan yang sangat luar biasa. Jika dibandingkan dengan zaman nenek moyang dulu, saat ini mengalami percepatan tidak lebih dari 20 tahun.

"Zaman yang kita alami saat ini mengalami percepatan yang sangat luar biasa. Percepatannya sangat berbeda dengan zaman nenek kita, termasuk percepatan di bidang teknologi," ujarnya.

Hal itu disampaikan Gus Muwaffiq saat mengisi 'pengajian milenial' yang dihelat panitia Peringatan Maulidurrasul SAW 1441 Hijriyah Kanzus Sholawat, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (28/11) malam di Lapangan Mataram, Kota Pekalongan.

Dikatakannya, di zaman nenek dulu, dari jalan kaki ke roda membutuhkan waktu hingga ribuan tahun. Kemudian dari roda ke mesin, dari mesin ke kehidupan sekarang mengalami percepatan tidak lebih dari 20 tahun. 

"Dari dunia hanya ketemu dalam satu titik, itulah yang namanya milenial," tegas Gus Muwaffiq.

Disampaikan, dulu segala kebutuhan manusia seperti senter, musik, koran, radio, video, dan lain-lainnya harus beli satu persatu untuk memenuhi hajat hidup. Tapi sekarang semua hal itu tidak diperlukan lagi. Karena saat ini semua kebutuhan tersebut sudah dipenuhi dalam satu alat bernama telepon pintar (smartphone).

"Inilah yang namanya milenial, dunia yang disatukan oleh satu sistem yang namanya smartphone. Semua ada di sini," beber Gus Muwaffiq sambil menunjukkan ponsel terbarunya.

Menurutnya, milenial itulah target utama diutusnya seorang nabi bernama Muhammad SAW untuk menjadi rasul milenial. Rasul saat di mana manusia semua bertemu, saat manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya bagian dari perjalanan kehidupan dunia yang namanya rahmatan lil 'alamin.

"Sejak awal Rasulullah sudah dicetak menjadi rasul masa depan. Rasul yang tidak suka kekerasan, karena gelombang dunia baru adalah gelombang yang penuh kasih sayang di mana di dalamnya terdapat berjuta perbedaan," jelasnya.

Gus Muwaffiq mencontohkan, untuk bisa bermain terbang, di mana alat itu terdiri dari kayu dan kulit dan untuk bisa memainkan alat itu dibutuhkan paku agar kayu dan kulit bisa menyatu, dan itu pakunya dibuat oleh bangsa China.

"Ini dunia baru, Nabi Adam saja belum pernah mengalami seperti itu,” tandasnya.

Pengajian milenial merupakan kegiatan baru di rangkaian peringatan maulidurrasul di Kanzus Sholawat. Acara yang berlangsung di Lapangan Mataram ini dihadiri puluhan ribu umat Islam dari berbagai penjuru. Mereka berbondong-bondong untuk menikmati  lantunan musik kasidah dari Az-Zahir dan taushiyah Gus Muwaffiq yang berakhir hingga pukul 02.00 dini hari.

Tampak hadir Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekalongan, jajaran Pengurus NU Kota dan Kabupaten Pekalongan, Batang, dan Pemalang, puluhan tamu dari TNI-Polri serta ratusan kiai dan habaib.

Pewarta: Abdul Muiz
Editor: Musthofa Asrori