Nasional HAUL GUS DUR

Gus Yahya Beberkan Idealisme dan Visi yang Diperjuangkan Gus Dur

Jum, 31 Desember 2021 | 09:45 WIB

Gus Yahya Beberkan Idealisme dan Visi yang Diperjuangkan Gus Dur

Gus Yahya. (Foto: Tangkapan layar)

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Terpilih Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menjelaskan idealisme dan visi yang diperjuangkan Gus Dur semasa hidupnya.


Hal ini disampaikannya saat menghadiri Haul ke-12 Gus Dur di kediaman istri Gus Dur, Hj Sinta Nuriyah Wahid, Ciganjur, Jakarta, Kamis (30/12/2021).


"Kita mengenal Gus Dur, apa yang ada dalam diri Gus Dur, yaitu idealisme dan visi. Idealisme kemanusiaan inklusif, kemanusiaan universal," jelasnya.


Menurutnya, dalam idealisme yang terus disuarakan Gus Dur, bahwa orang Indonesia sebagai manusia harus berpihak pada manusia tanpa peduli latar belakang apapun.


Sedangkan visi Gus Dur adalah bergerak untuk mengupayakan transformasi masyarakat seluas-luasnya menuju kualitas kehidupan yang lebih baik untuk semua. 


"Mungkin kita punya peluang untuk menghadirkan kembali apa yang dulu diperjuangkan Gus Dur jika kita bersama-sama," imbuh tokoh asal Rembang ini.


Mantan juru bicara Gus Dur ini menambahkan, jika tidak ada satupun manusia yang bisa menggantikan Gus Dur, maka ia mengajak masyarakat terkhusus kaum Nahdliyin menyediakan seribu orang untuk bekerja seperti Gus Dur. 


Kalau seribu belum cukup, lanjutnya, maka KH Yahya mengajak pecinta Gus Dur untuk menyediakan sejuta orang yang bekerja laksana Gus Dur. 


Namun, bila hal ini belum cukup, maka Kiai Yahya memperluas lagi dengan mengajak seluruh manusia untuk mengadopsi, mempercayai nilai-nilai universal yang diperjuangkan Gus Dur. 


"Untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih mulia untuk umat manusia. Mari kita bangun gerakan menghidupkan Gus Dur bersama-sama," tegasnya.


Kiai Yahya beralasan, perlunya menghidupkan Gus Dur lagi karena selama ini banyak kaum Nahdliyin dan orang di luar sana, anak-anak bangsa, anak-anak kemanusiaan tidak henti-hentinya merindukan Gus Dur.


Mereka semua merindukan Gus Dur karena masih merasakan kebutuhan akan kehadiran Gus Dur di tengah berbagai masalah yang melingkupi bangsa ini dan merundung kemanusiaan.


"12 tahun yang lalu Gus Dur kembali kehadirat Allah. 12 tahun ini kita terpaksa meneruskan hidup tanpa Gus Dur secara fisik bersama kita. Saya dan saudara semua terus merindukan Gus Dur," ujar Kiai Yahya.


Dikatakan, di tengah tumpukan masalah itu, sedikit tokoh yang tampil dengan kecerdasan untuk menawarkan jalan keluar seperti Gus Dur.


Di tengah mendung moral yang menggelapi dunia di sekitar manusia, sedikit juga yang hadir di tengah manusia dengan kejujuran penuh seperti Gus Dur.


"Di tengah ketidakpastian masa depan, alangkah sedikit yang mampu tampil dengan gerakannya seperti Gus Dur. Rasanya tidak ada lagi seorang manusia yang bisa menggantikan Gus Dur," tutupnya.

 

Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin