Nasional RAKERNAS LAZISNU

Gus Yahya Sebut NU Berdiri atas Kepedulian pada Persoalan Keagaman untuk Kemaslahatan Umat

Sab, 17 Desember 2022 | 22:15 WIB

Gus Yahya Sebut NU Berdiri atas Kepedulian pada Persoalan Keagaman untuk Kemaslahatan Umat

Ketum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf saat pembukaan Rakernas LAZISNU, Jumat (16/12/2022) di Jakarta menjelaskan bahwa NU berdiri atas dasar ihtimam (kepedulian) pada persoalan keagamaan untuk kemaslahatan umat. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online 

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, menjelaskan Nahdlatul Ulama berdiri atas dasar ihtimam (kepedulian) pada persoalan keagamaan untuk kemaslahatan umat.


"Nahdlatul Ulama didirikan karena ihtimam kepada masalah keagamaan. Peduli kepada masalah keagamaan. Motivasi utama NU adalah urusan agama sebelum yang lain-lainnya," terang Gus Yahya dalam sambutan dan pengarahannya saat pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) di Jakarta, Jumat (16/12/2022).


"Syu'un al-diniyah tersebut secara umum bisa dilihat memiliki dua dimensi utama; pertama adalah tasharruf ala ar-ra’iyah dan kedua adalah zakat ini," tambahnya. 


Menurut kiai yang akrab disapa Gus Yahya itu, tasharruf ala ar-ra’iyah berarti mengembangkan berbagai macam upaya untuk menciptakan kemaslahatan bagi masyarakat. 


Ia melanjutkan, NU sebagai organisasi para ulama mengklaim kepemimpinan atas warga atau jamaahnya. Maka itu, NU terikat kepada prinsip tasharruf imam bi al-maslahah yakni amanah atau dimensi pertama dari peranan NU. 


"Dimensi keduanya adalah zakat. Zakat adalah inisiatif yang belum pernah muncul di dalam sejarah peradaban umat manusia sebelum diinisiasi Rasulullah Muhammad saw," terang dia. 


Zakat, lanjutnya, memiliki posisi sentral yang luar biasa penting dalam aktivitas keislaman, utamanya dalam konteks Nahdlatul Ulama. Untuk itu, ia mengingatkan kepada para pengampu LAZISNU bahwa peran yang dilakukan selama ini merupakan bentuk khidmah diniyah atau pelayanan untuk agama. 


"Dan yang Anda (para pengurus LAZISNU) urus ini adalah urusan keramat dalam arti di dalamnya ada tanggung jawab bukan hanya tanggunag jawab lahiriah, tapi juga ruhaniyah yang berat," ujarnya.


Karena itu, siapa pun dari para pengampu LAZISNU sampai bertindak di luar norma yang seharusnya, menurut Gus Yahya, ini bukan soal ketahuan tidak ketahuan. Tetapi, "Tunggu saja kualatnya," tegasnya.


Berbicara tentang mengelola kehidupan umat, ia melihat zakat bukan hanya tentang memberikan bantuan kepada mereka yang kualitas hidupnya tertinggal. Lebih dari itu, zakat secara keseluruhan merupakan suatu strategi untuk memelihara kohesi masyarakat agar satu sama lain merasa menjadi satu bagian bersama. 


Maka itu, sejak awal dalam sejarah Islam, zakat ditegakkan dengan sangat tegas. Ia menuturkan, bahkan Sayyidina Abu Bakar Ash-Shidiq ra bahkan memutuskan untuk memerangi kelompok yang menolak menyerahkan zakat. 


"Ini cukup bagi Sahabat Abu Bakar sebagai alasan untuk memerangi mereka. Ketika mereka menolak menyerahkan zakat kepada pemerintahan Madinah, mereka memisahkan diri dari kesatuan umat secara keseluruhan," pungkasnya.


Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Kendi Setiawan