Nasional

Habib Husein Ja’far: Peristiwa Haji Miliki Aspek Kesalehan Sosial

Jum, 16 Juli 2021 | 16:00 WIB

Habib Husein Ja’far: Peristiwa Haji Miliki Aspek Kesalehan Sosial

Habib Husein Ja'far al Hadar saat berbicara dalam podcast PP GP Ansor .(Foto: tangkapan layar YouTube Ansor)

Jakarta, NU Online
Dalam setiap kesalehan, sebenarnya memiliki aspek baik sosial maupun pendidikan untuk menjadikan kita pribadi yang lebih baik lagi. Begitu pula dengan peristiwa haji.


Hal tersebut dikatakan dai milenial, Habib Husein Ja'far al-Hadar, melalui podcast Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor bertajuk Haji dan Kesalehan Sosial.


“Ketika berhaji, kurang lebih 30 hari kita berada di tanah suci meninggalkan segala aktivitas. Nah, inilah momentum untuk kita renungkan,” kata Habib Husein, Kamis (15/7) malam.


Ada banyak pelajaran yang didapat dalam peristiwa berhaji. Di antaranya menambah kecintaan kepada Tanah Air. “Karena sebaik-baiknya negara orang, tetap lebih indah negara sendiri. Ternyata walaupun di Arab makanannya enak, tetap saja tempe di rumah lebih nikmat,” ujarnya.


Selain itu, dalam berhaji kita bertemu dengan bermacam manusia dari berbagai karakter, sikap, dan budaya. Dari sinilah terjadi ukhuwah islamiyah yang semakin luas dan mengglobal.


Bagi Pengasuh Majelis Pemuda Tersesat ini, ada banyak simbol kehidupan yang mengandung nilai besar. Jika hanya mengambil simbolnya saja, maka ketika pulang hanya akan mendapatkan gelar hajinya saja.


Dari aspek rasional, ada banyak hikmah sosial yang bisa dipetik. Salah satunya ketika mengenakan ihram. Inti dari hal tersebut menunjukkan bahwa kita bisa berlomba-lomba menunjukkan ego dalam bentuk pakaian.


“Yang kaya bisa membeli pakaian dari kain sutra yang tebal, mahal, dan bermerk. Namun tidak ketika saat ihram. Semua orang sama memakai pakaian serba putih," ujarnya.


Bahkan yang berpangkat pun, lanjut Habib Husein, ketika berhaji gelarnya dicopot. Kita tahu bahwa semua itu di mata Allah tidak ada artinya, yang berarti hanyalah ketaqwaan kepada Allah SWT.


Magister Tafsir Qur'an UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menambahkan, balam ber-tawaf juga ada pelajaran yang dapat diambil, bahwa kita sesama muslim harus menjalin harmoni atau ukhuwah islamiyah.


 "Nah, yang menjadi bermasalah di berbagai tempat, berapa banyak sesama muslim hanya karena beda mazhab, pandangan dan pilihan politik, jadi bertengkar, saling membenci, bahkan membunuh," tuturnya.


Dari peristiwa haji tersebut, banyak pelajaran yang bisa dipetik dan kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga orang yang melaksanakan ibadah haji tersebut menjadi pribadi yang lebih baik dan berprikemanusiaan setelah berhaji.


Kontributor: Disisi Saidi Fatah
Editor: Musthofa Asrori