Nasional RISET DIKTIS

Harapan Masyarat Jabar terhadap Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Ahad, 3 November 2019 | 09:00 WIB

Harapan Masyarat Jabar terhadap Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Siswa MI di Jawa Barat pada sebuah kegiatan (Foto: kemenag.go.id)

Selama ini, ada anggapa kuat dari beberapa pihak bahwa kemampuan dan daya saing siswa MI lebih rendah bila dibandingkan dengan siswa SD.
 
Penelitian yang dilakukan oleh Asep Jihad, Wati Susilawati, dan Ridha Abdullah pada tahun 2018 dengan judul Pengembangan Model Daya Saing Global Madrasah Ibtidiyah (MI) di Jawa Barat mengemukakan bahwa sejauh ini pendidikan madrasah masih dianggap sangat memprihatinkan. Sehingga ada beberapa lemaga madrasah di Jawa Barat yang jumlah siswanya mulai menurun, dan bahkan ada pula yang sampai tutup. 
 
Penelitian yang didukung Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama RI, menyebutkan bahwa kondisi yang demikian ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, kualitas pengelola madrasah yang rendah, kurang profesional dan daya kepemimpinan kepala madrasah yang minim. Kedua, lokasi yang kurang strategis. Secara umum lembaga madrasah berada di pedalaman dan banyak pula yang bersebelahan dengan SD. Ketiga, masalah berkaitan dengan guru; kurang berpengalaman, kurang terlatih, dan juga monoton.  

Oleh karena itu, Dirjen Pendis merumuskan tiga indikator lulusan madrasah yang dapat diakui di taraf nasional. Pertama, siswa madrasah harus memenuhi standar Nasional, berprestasi lulusan ujian nasional dengan predikat baik serta bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Kedua, siswa madrasah harus kompetitif:  lulusanya mampu berkompetensi dengan sekolah lain. Ketiga, memenuhi kebutuhan stakeholders: dapat memenuhi kebutuhan pemerintah, masyarakat, orang tua serta dunia kerja.
 
Kebutuhan  Masyakart terhadap Madrasah Ibtidaiyah
Bersamaan dengan anggapan yang kurang baik terhadap lembaga madrasah, pada realitanya sejauh ini lembaga madrasah masih mendapat harapan besar dari masyarakat, termasuk juga di Jawa Barat. Atau dengan kata lain, lembaga madrasah sampai sejauh ini masih dibutuhkan oleh masyarakat Jawa Barat.

Asep Jihad, dkk dalam penelitiannya dengan tengas menturkan bahwa masyarakat Jawa Barat masih menyakini bahwa lembaga madrasah mampu memberikan harapan serta peran yang sangat besar dalam membentuk moral (akhlak) siswa. Nilai-nilai spiritual yang di ajarkan di lembaga pendidikan Madrasah Ibtidaiyah diyakini akan mampu menciptakan siswa yang unggul dan berbudi pekerti luhur sehingga nantinya akan memberikan kemanfaatan dan mengabdikan  dirinya kepada bangsa dan negara secara riil. Faktor inilah yang membuat orangtua, khususnya masyarakat Jawa Barat tertarik untuk menyekolahkan anak-anaknya ke madrasah.

Selain  itu, menurut hasil penelitian Asep Jihad, dkk, masyarakat Jawa Barat masih memperhitungkan unsur-unsur biaya pendidikan. Pada umumnya, lembaga pendidikan Madrasah cenderung lebih tarjangkau oleh berbagai elemen masyarakat. Sehingga, berkat adanya lembaga Madrasah, masyarakat yang tergolong menengah ke bawah masih mampu menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan Madrasah ini. Sederhananya, sejauh ini lembaga Madrasah terus memberikan pendidikan kepada anak cucu bangsa ini dengan kost yang terjangkau. Artinya, lembaga mabaga madrasah dapat menjembatani putusnya pendidikan di tengah-tengah masyarakat.
 
Peneliti juga menegaskan bahwa secara umum di beberapa daerah, jumlah siswa MI dan MTs masih tinggi, bahkan lebih banyak jika dibandingkan dengan siswa SD dan SMP. Masyarakat beranggapan madrasah memiliki kelebihan dibanding sekolah umum terutama hal yang berhubungan dengan nilai agama terutama di madrasah yang bersatu dengan pondok pesantren. Harapan masyarakat, lulusan madrasah  memiliki bekal keagamaan (iman dan akhlak islam) yang kuat menjadi unggulan  dan harapan masyarakat yang akan menjadi bekal mereka di masyarakat.
 
Harapan yang sangat besar dari masyarakat menurut peneliti harus disambut baik oleh lembaga madrasah dan juga oleh pemerintah. Sehingga, keberlangsungan lembaga madrasah harus terus dikembangkan dan didukung bersama-sama. 

Penulis: Ahmad Fairozi
Editor: Kendi Setiawan