Jakarta, NU Online
Hari Buku Sedunia diperingati setiap tanggal 23 April. Peringatan ini, bukan hanya sekedar untuk diucapkan. Namun, hal ini menjadi sebuah renungan bagi masyarakat dunia, khususnya para pelajar.
"Ini menjadi renungan terkait dua ayat Al-Qur'an yang telah Allah SWT. firmankan," kata Mufarrihul Hazin, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), kepada NU Online, pada Selasa (23/4).
Pertama, jelas Farih, sapaan akrabnya, adalah ayat yang kali pertama turun, yakni ayat pertama pada surat Al-Alaq, Iqro' bismi robbika lladzi kholaq.
"Bacalah! Membaca membuat kita tahu segalanya. Ada pepatah yang mengatakan membaca membuka jendela dunia," ujarnya.
Kedua, ayat pertama dan kedua dari surat al-Qalam, Nun Walqolami wama yasturun. Hari buku bukan saja mengingatkan kita akan membaca, tetapi juga menulis.
"Menulis membawa keabadian. Dengan menulis, karya kita akan dikenang sepanjang zaman," kata peraih doktor termuda bidang pendidikan di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu.
Konsep ini, lanjutnya, kemudian dibungkus menjadi sebuah gerakan literasi. Literasi bukan hanya soal membaca, tetapi juga menulis. Artinya, membaca dan menulis harus berjalan beriringan. (Syakir NF/Fathoni)