Nasional

Harlah Ke-37, Pagar Nusa Fokus Konsolidasi, Diplomasi Silat, dan Bangun Ekosistem Digital

Sel, 3 Januari 2023 | 21:00 WIB

Harlah Ke-37, Pagar Nusa Fokus Konsolidasi, Diplomasi Silat, dan Bangun Ekosistem Digital

Logo Harlah Ke-37 Pencak Silat NU Pagar Nusa. (Foto: Pimpinan Pusat PSNU Pagar Nusa)

Jakarta, NU Online

Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa, tepat berusia 37 tahun, pada Selasa (3/1/2023) hari ini. Ketua Umum PSNU Pagar Nusa M Nabil Haroen menyampaikan sejumlah harapan bagi organisasi badan otonom NU yang dipimpinnya ini. 


Terdapat tiga hal yang akan menjadi fokus utama Pagar Nusa di usia yang ke-37 tahun ini, yakni memperkuat konsolidasi kader, memantapkan diplomasi silat di kancah internasional, dan membangun ekosistem digital.


1. Konsolidasi kader dan pendekar

"Kita akan serius pada konsolidasi kader dan pendekar Pagar Nusa untuk penguatan pendidikan pelatih, sistem keanggotaan, tata kelola administrasi, serta penguatan Pencak Silat Prestasi dan Tradisi," tutur Gus Nabil, sapaan akrabnya, kepada NU Online, Selasa (3/1/2023) petang. 


Konsolidasi kader dan pendekar itu akan menjadi fokus pertama, karena menurut Gus Nabil, Pagar Nusa telah mendapat amanah dan tugas khusus untuk menjaga NU dan bangsa Indonesia.


"Pagar Nusa adalah pagarnya NU dan bangsa," tegas santri jebolan Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur ini.


2. Diplomasi Pencak Silat

Kemudian, lanjut Gus Nabil, Pagar Nusa akan mendukung penuh upaya Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang saat ini tengah berupaya membangun peradaban baru dengan dengan penguatan peran di ranah internasional. Dalam hal ini, Pagar Nusa akan memperkuat diplomasi melalui pencak silat. 


"Pagar Nusa akan mengimplentasikan program diplomasi pencak silat. Kita akan membangun jejaring dengan pimpinan cabang istimewa (PCI) di sekurangnya 20 negara dalam beberapa tahun mendatang, sekaligus kerja sama dengan ambassador dan jaringan kedutaan di lintas negara," terang Gus Nabil.


Dengan bangga, Gus Nabil mengatakan bahwa Pagar Nusa, dan Indonesia secara umum, memiliki khazanah pencak silat yang luar biasa. 


"Pagar Nusa dengan filosofi, nilai tarekat, sekaligus jurus-jurusnya bisa menyumbang hal penting untuk penguatan diplomasi pencak silat ini," ungkap Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (Waketum PB IPSI) ini.


3. Membangun Ekosistem Digital

Gus Nabil menjelaskan bahwa saat ini Pagar Nusa juga akan fokus untuk membangun sistem keanggotaan dengan kartu tanda anggota elektronik atau e-KTA. Kelak, dalam waktu dekat, semua anggota Pagar Nusa akan terdaftar secara digital.


"Jumlah anggota kami secara kultural lebih dari 3 juta pendekar, dan secara bertahap akan kita migrasi ke dalam sistem keanggotaan berbasis digital," kata Gus Nabil.


Selain digunakan sebagai pendataan anggota, sistem digital yang dibangun Pagar Nusa juga difungsikan untuk memudahkan dalam penguatan kader, pemetaan sumber daya manusia (SDM), olahraga elektronik (e-sport), dan health science (ilmu kesehatan) yang bertujuan untuk penguatan prestasi atlet.


"Mari kita bersama-sama berkhidmah di Pagar Nusa, menjaga Nahdlatul Ulama. Pagar Nusa adalah kita," ucap Gus Nabil.


Sejarah Pagar Nusa 

Dikutip dari Ensiklopedia NU, Pagar Nusa bertugas menggali, mengembangkan, dan melestarikan seni bela diri pencak silat Indonesia.


Mulanya, organisasi ini bernama lkatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama (IPS-NU) Pagar Nusa. Kemudian, namanya diubah menjadi Pencak Silat NU. Sementara Pagar Nusa sendiri berarti pagarnya NU dan bangsa. 


Pagar Nusa dibentuk pada 3 Januari 1986 di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. NU mengesahkan pendirian dan kepengurusannya melalui Surat Keputusan tertanggal 9 Dzulhijjah 1406 H/16 Juli 1986 M.


Lahirnya Pagar Nusa berawal dari perhatian dan keprihatinan para kiai NU terhadap surutnya ilmu bela diri pencak silat di pesantren. Padahal, pada awalnya pencak silat merupakan kebanggaan yang menyatu dengan kehidupan dan kegiatan pesantren.


Beberapa tokoh yang pernah menjadi Ketua Umum PP PSNU Pagar Nusa adalah KH Abdullah Maksum Jauhari, KH Suharbillah, KH Fuad Anwar, H Aizuddin Abdurrahman, dan saat ini H M Nabil Haroen. 


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Syakir NF