Nasional

Indonesia Terancam Resesi, Pemerintah Diminta Lebih Teliti

Jum, 22 Juli 2022 | 16:00 WIB

Jakarta, NU Online

Wakil Ketua Lembaga Perekonomian Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2015-2021, Jaenal Effendi mengatakan pemerintah harus lebih teliti dalam mengeksekusi regulasi di tengah ancaman yang menentukan Indonesia terjerumus dalam resesi atau tidak.

 

Ekonom IPB itu melihat bahwa kunci agar Indonesia selamat dari jurang resesi adalah dengan membenahi kebijakan penanganan pandemi yang sesuai agar selaras dengan pemulihan ekonomi nasional.

 

“Penangan pandemi yang baik dan berjalannya pemulihan ekonomi nasional dari pemerintah,” ujarnya dalam keterangan yang diterima NU Online, Jumat (22/7/2022).

 

Jaenal menilai bahwa kondisi ekonomi yang extraordinary atau di luar biasanya membuat ancaman resesi di tengah ketidakpastian global saat ini menjadi bukan hal yang baru bagi Indonesia.

 

Kendati demikian, Jaenal menilai saat ini kurangnya performa pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia membuat kenaikan kasus Covid-19 akhir-akhir ini menjadi tinggi kembali. Hal ini menurutnya perlu diwaspadai karena akan berdampak pada sektor ekonomi.

 

“Hal itu bisa menyebabkan ekonomi menjadi lesu. Pengusaha tidak berani melakukan ekspansi bisnis, sementara masyarakat merasa mending menyimpan uang daripada dibelanjakan,” papar Jaenal.

 

Selain itu, ia menambahkan pemerintah yang tidak maksimal melakukan penerapan pembatasan sosial secara penuh, juga memerlukan jalan tengah dengan mengizinkan masyarakat untuk tetap melakukan kegiatan ekonomi dan tetap menjaga protokol kesehatan.

 

“Sehingga pemerintah Indonesia harus tetap fokus dalam penanganan pandemi dan bagaimana proses pemulihan ekonomi nasional tetap berjalan dengan baik,” kata dosen yang juga Pembina Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) IPB itu.

 

Dampak resesi

Berdasarkan data dari Bloomberg, Indonesia tercatat menduduki peringkat ke-14 dari 15 negara yang berpotensi masuk dalam resesi. Kendati demikian, Indonesia disebut-sebut memiliki peluang resesi yang rendah sebesar 3 persen.

 

Kendati angka kemungkinan terjadinya resesi ekonomi kecil, pemerintah Indonesia harus tetap waspada. Pasalnya, Jaenal mengatakan bahwa dampak dari resesi ini menimbulkan efek domino bagi kehidupan masyarakat.

 

“Yang berpotensi paling dirasakan masyarakat adalah kesulitan mendapat pekerjaan, menyusul jatuhnya daya beli masyarakat, yang pendapatannya kian berkurang,” kata Jaenal.

 

Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi