Nasional

Ini Imbauan PBNU Jelang Pemilu 2024

Sab, 2 September 2023 | 21:00 WIB

Ini Imbauan PBNU Jelang Pemilu 2024

Gus Yahya di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat pada Sabtu, (2/9/2023). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Pimpinan Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengeluarkan imbauan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menjaga stabilitas menuju proses pemilihan umum yang akan datang pada tahun 2024. Imbauan ini disampaikan dalam upaya memastikan bahwa proses demokrasi berjalan lancar dan tanpa melahirkan konflik yang mengganggu.


Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau yang juga dikenal Gus Yahya menyampaikan dengan tegas bahwa aktor politik merupakan pihak yang paling bertanggung jawab dalam kelangsungan proses pemilu. 


“Pertama-tama, saya ingin sampaikan yang paling bertanggung jawab apakah pemilu itu nanti berjalan dengan baik atau tidak adalah aktor-aktor politik. Bagaimana kelakuan mereka di dalam berkompetisi, itu yang paling menentukan,” ungkap Gus Yahya di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat pada Sabtu, (2/9/2023).


Hal ini, menurutnya, harus menjadi kesadaran semua orang bahwa keutuhan bangsa dan negara adalah nomor satu, terlepas dari segala macam kompetisi persaingan dan sebagainya.


“Dan saya kira rakyat harus menjadikan ini juga sebagai tolak ukur. Kalau ada aktor yang main rusak-rusakan ya, jangan dipilih, begitu saja,” ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah itu. 


Gus Yahya menambahkan, poin selanjutnya yang perlu diingat adalah meningkatkan kesadaran bahwa pemilu merupakan salah satu instrumen dan prosedur dalam demokrasi. Ini adalah mekanisme di mana rakyat mengungkapkan pandangan politik dan memilih pemimpin yang akan mewakili kepentingan rakyat.


“Yang kedua, mari kita kembangkan kesadaran bahwa demokrasi ini prosedur saja. Ini bukan soal hidup mati, ini bukan perang sabil, soal memilih Imam Mahdi, misalnya. Bukan soal begitu,” terangnya.


“Prosedur saja, karena kita butuh pemimpin, kita sudah sepakat menjadi republik dengan demokrasi caranya memilih pemimpin melalui prosedur pemilu. Dan mari kita membuat pilihan kita, masing-masing boleh beda, saya dengan Sekjen belum tentu sama pilihannya, dengan yang lain-lain ini (juga). Tapi, mari kita biasakan diri untuk beda dengan santai. Supaya hidup ini lebih nyaman untuk semua orang,” tutup dia