Nasional

Jadi Menteri Agama Sehari, ini Perasaan Afi

Sab, 23 Oktober 2021 | 07:50 WIB

Jadi Menteri Agama Sehari, ini Perasaan Afi

Afi Ahmad Ridho saat memimpin rapat di ruang kerja Menteri Agama, Gedung Kementeria Agama Jl. Lapangan Banteng Barat, Jakarta Pusat (21/10). (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Yaqut Cholil Qoumas secara simbolis melakukan prosesi ‘serah terima’ posisi Menteri Agama kepada Afi Ahmad Ridho di ruang kerja Menteri Agama, Gedung Kementerian Agama Jl. Lapangan Banteng Barat, Jakarta Pusat (21/10). Afi adalah santri Pesantren Nurul Jadid, Probolinggo Jawa Timur yang menjadi pemenang Sayembara Santri Sehari Menjadi Menteri.


Ia mengungkapkan kegembiraannya terpilih sebagai Menteri Agama sehari pada sayembara dalam rangka peringatan Hari Santri 2021 ini. Ia juga mengaku tidak menyangka bisa terpilih di antara 4 juta santri yang tersebar di seluruh Indonesia. "Alhamdulillah bersyukur saja, mungkin ini barakah doa masyayikh Nurul Jadid,” ungkapnya.


Ia awalnya berpikir, program ini hanya mengajarkan bagaimana menjadi pemimpin, tetapi ternyata tidak ada. Justru dirinya langsung menjalankan tugas memimpin rapat untuk membahas program-program strategis Kementerian Agama.


“Saya tadi langsung praktik untuk memimpin rapat bersama para pimpinan eselon I dan II,” ungkap remaja kelahiran Lumajang, Jawa Timur, 26 Juni 2003 itu.


Pada rapat tersebut, Ridho memimpin rapat pembahasan soal sejauh mana pendidikan sudah berjalan maksimal dan efektivitas pendidikan agama di sekolah umum yang selama ini durasinya hanya 2 jam.


“Menurut strategi saya, penting untuk menambah efektivitas pendidikan agama di sekolah umum melalui peningkatan kualitatif dan kuantitatif agar moral pelajar semakin lebih baik,” tambahnya.


Soal gambaran pesantren masa depan, ia berpandangan bahwa pesantren harus bisa membentuk santri yang tidak hanya siap siaga jiwa raga berkontribusi kepada bangsa, tetapi juga dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman.


Afi pun menegaskan bahwa Kementerian Agama akan berusaha menerapkan nilai-nilai moderasi beragama sejak dini melalui kurikulum terpadu yang mengajarkan kesetaraan dan toleransi antarumat beragama di Indonesia.


"Kita sama-sama bertuhan, jadi umat jangan sampai saling menghina, jangan rasis, karena semua agama pasti mengajarkan kedamaian," tegasnya.


Ia berharap Kementerian Agama dapat memaksimalkan fungsinya untuk melayani masyarakat yang beragam agamanya. “Memberikan pendidikan terpadu agar yang tercapai tidak hanya transfer ilmu, tetapi juga transfer nilai dan karakter,” pungkasnya.


Selain menjalankan tugas memimpin rapat di kantor Kementerian Agama, Afi juga sempat menerima sejumlah tamu di antaranya Rektor IAIN Pontianak dan Pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag. Ia juga berkesempatan mengikuti Upacara Hari Santri 22 Oktober di halaman Kementerian Agama dan kunjungan ke Gereja Katredal dan Masjid Istiqlal Jakarta.


Kontributor: M. Zidni Nafi’
Editor: Muhammad Faizin