Nasional HAJI 2022

Jamaah Haji Indonesia Adaptasi Suhu Udara Arab Saudi

Sen, 13 Juni 2022 | 16:00 WIB

Jamaah Haji Indonesia Adaptasi Suhu Udara Arab Saudi

Jamaah Haji Indonesia Adaptasi Suhu Udara Arab Saudi. (Foto: MCH)

Makkah, NU Online
Suhu di Arab Saudi pada musim panas yang berlangsung saat ini mencapai di atas 40 derajat celcius pada siang hari dan disertai kelembaban udara yang rendah. Jamaah haji Indonesia yang baru tiba, yang biasanya mengalami suhu udara sekitar 30 derajat celcius, dan sudah merasa sangat panas, kini dihadapkan pada cuaca yang lebih ekstrem.

 
Pada siang hari di kota Makkah, jalanan terlihat sepi karena udara yang panas. Hanya terdapat beberapa mobil yang lalu lalang dengan kecepatan tinggi. Namun, ketika malam hari menjadi lebih dingin, suasana menjadi ramai. Penduduk Makkah terlihat berlalu lalang di jalanan. Sejumlah restoran penuh, bahkan ramai dengan orang yang mengantri membeli makanan.


 
Hal yang sama terlihat di Masjidil Haram di mana jamaah yang thawaf, sa’i atau beribadah lainnya di masjid paling suci tersebut jauh lebih banyak pada malam hari dibandingkan dengan siang harinya.


 
Sebelumnya, terdapat jamaah haji di Madinah yang kakinya melepuh karena tidak menggunakan sandal di seputar Masjid Nabawi. Akhirnya jamaah tersebut harus dirawat.


 
Konjen RI di Jeddah Eko Hartono, Ahad (12/06/2022) menyampaikan secara umum tidak ada masalah krusial selama delapan hari jamaah haji menjalani shalat arbain di Madinah. “Artinya para jamaah dapat menjalankan ibadah dengan baik. Memang ada yang sakit karena kelelahan atau penyesuaian suhu,” katanya.


 
Eko menduga, para jamaah sangat bersemangat dalam menjalankan ibadah haji dan ingin berlama-lama dalam berdzikir sehingga tenaganya terkuras. Karena itu, ia mengharapkan agar jamaah haji dapat menjaga stamina sehingga pada saat hari H ibadah inti, mereka mampu menjalaninya dengan baik.


 
“Edukasi yang bisa kita berikan, memang sekali lagi ibadah haji ini bukan hanya ibadah ruhani, tetapi juga ibadah fisik. Jadi semangat ibadah harus dibekali dengan kemampuan menjaga diri,” paparnya.


 
Salah satu kampanye kesehatan bagi jamaah haji Indonesia adalah minum sebelum haus untuk menghindari dehidrasi akibat cuaca yang sangat panas. Banyak jamaah takut minum banyak karena khawatir mereka akan beser. Namun, dalam suasana panas, cairan yang masuk dalam tubuh akan menguap melalui kulit, bukan keluar melalui kencing.


 
Jamaah haji Indonesia juga diimbau untuk tidak keluar saat matahari terik jika tidak dibutuhkan. Jika pun terpaksa keluar, maka mereka disarankan untuk membawa sprayer atau penyemprot air ke muka untuk menyegarkan tubuh.


 
Bagi jamaah haji yang sakit, pemerintah telah menyediakan layanan kesehatan di tingkat sektor, daerah kerja, dan kerja sama rumah sakit Arab Saudi sebagai rujukan. Juga terdapat inovasi penggunaan teknologi digital TeleJamaah. Pemerintah menargetkan penurunan angka kematian jamaah haji menjadi 1 per mil dari sebelumnya 2 per mil.


 
Pewarta: Achmad Mukafi Niam
Editor: Aiz Luthfi