Nasional

Kagumi Kekhasan Santri, Sandiaga Uno Ajak Alumni Pesantren Buka Lapangan Pekerjaan

Sen, 10 Oktober 2022 | 10:30 WIB

Kagumi Kekhasan Santri, Sandiaga Uno Ajak Alumni Pesantren Buka Lapangan Pekerjaan

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Salahuddin Uno menghadiri wisuda di Universitas Hasyim Asy'ari (Unhasy) S1 ke-31 dan pascasarjana ke-20 di Tebuireng. (Foto: NU Online/Syarif Abdurrahman)

Jombang, NU Online 
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Salahuddin Uno mengajak para alumni pesantren untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan bersiap menghadapi perubahan zaman.


Hal ini disampaikannya saat menghadiri wisuda Universitas Hasyim Asy'ari (Unhasy) S1 ke-31 dan pascasarjana ke-20 di Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Ahad (9/10/2022).


"Bekal ilmu agama yang kuat dan kemandirian dari kewirausahaan, saya yakin lulusan yang berwawasan pesantren dengan kekhasan dan tradisinya perlu didorong untuk menciptakan lapangan kerja baru. Para wisudawan diharapkan menjadi garda terdepan kebangkitan ekonomi Indonesia," katanya.


Menurutnya, setidaknya insan pesantren turut bisa berkontribusi menciptakan 1,1 juta lowongan pekerjaan tahun 2022 dan 4,4 juta tahun 2024. Ia yakin target 1,1 juta lapangan kerja baru bisa diciptakan tahun ini dan tahun 2024 sesuai akhir pemerintahan Presiden Jokowi 4,4 juta lapangan kerja baru dibisa ciptakan.


Secara rinci, pesantren memiliki ciri khas mempunyai bekal ilmu agama yang kuat, serta mandiri, kreatif dan inovatif sehingga mampu berwirausaha. Perguruan tinggi di Pondok Pesantren Tebuireng ini menyelipkan 16 satuan kredit semester (SKS) wawasan pesantren dan 9 SKS wawasan kewirausahaan dalam kurikulum pendidikannya.


"Santri memiliki akhlakul karimah, tapi wawasannya mencari ilmu dan rezeki yang membawa berkah," imbuhnya. 


Dikatakan Sandiaga, Universitas Hasyim Asy'ari yang memiliki semangat mencetak lulusan berwawasan pesantren, kewirausahaan, kreatif, mandiri, dan inovatif sebagai implementasi merdeka belajar kampus merdeka harus dipertahankan. Khususnya dalam era 5.0.


Oleh sebab itu, lanjut Sandiaga, Kemenparekraf akan mendukung agar Tebuireng kian maksimal mencetak lulusan yang mandiri melalui wirausaha. Lebih lanjut ia menugaskan Kepala Pusat Pengembangan SDM Parekraf Faisal untuk menjalin kerja sama dengan Tebuireng. 


Kerja sama tersebut untuk menyelaraskan materi kuliah kewirausahaan di Tebuireng dengan kebutuhan di sektor industri yang sudah berkembang, terutama digitalisasi.


"Ini kolaborasi Kemenparekraf untuk menandatangani kerja sama dengan Unhasy Tebuireng dalam penyiapan materi-materi agar lulusan menciptakan lapangan kerja melalui kegiatan UMKM, serta startup di bidang teknologi, pariwisata dan ekonomi kreatif," terangnya.


Sandiaga mengatakan langkah utama menggerakan ekonomi pesantren dan menciptakan lapangan pekerjaan dengan kemampuan adaptif menggunakan teknologi. Teknologi akan terus berkembang. Generasi muda di garda terdepan untuk mengadopsi teknologi ini.


Generasi muda harus bisa menyerap ilmu (learning skills), terus diasah dan diterapkan menjadi bagian dari kehidupan. Selain itu, para wisudawan juga harus mampu menyesuaikan diri dengan kondisi terkini dan menciptakan peluang-peluang usaha baru.


Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2022, persentase penduduk miskin 9,54 persen. Kemiskinan di tanah air memang turun 0,17 persen dibandingkan September tahun lalu. Namun, angka kemiskinan 9,54 persen berarti 1 dari 10 penduduk masih kesulitan dalam hal pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lapangan kerja.


"Oleh karena itu menjadi tugas kita bersama sebagai umat Muslim yang menjadi mayoritas penduduk Indonesia, diharapkan mampu membangkitkan perekonomian Indonesia," tandas Sandiaga Uno.


Hadir pula Ketua Yayasan Unhasy Prof Imam Suprayogo, perwakilan Pemprov Jatim, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VII Jatim Prof Dyah Sawitri, Rektor Unhasy Prof Haris Supratno, Istri KH Salahuddin Wahid atau Gus Solah Hj Farida, Forkopimda Jombang, serta para orang tua wisudawan.


Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin