Nasional

Kebutuhan Mendesak untuk Mereka yang Terdampak Banjir di Lebak Saat Ini

Rab, 8 Januari 2020 | 21:00 WIB

Kebutuhan Mendesak untuk Mereka yang Terdampak Banjir di Lebak Saat Ini

Para anggota Banser di jembatan yang rusak di Lebak (Foto: NU Online/Gatot ARifianto)

Jakarta, NU Online
Awal tahun baru 2020 menjadi kelabu bagi masyarakat Lebak. Pasalnya, hari itu terjadi bencan banjir bandang yang menghanyutkan dan merusak banyak rumah dan lembaga pendidikan yang ada. Ribuan warga terpaksa mengungsi di berbagai tempat, hingga di hutan. Beberapa terisolasi karena jembatan penghubung pun putus.

Berbagai bantuan sudah mengalir ke masyarakat yang terdampak bencana. NU Peduli pun turun bersama timnya untuk mengevakuasi dan mendistribusikan beragam bantuan dari para donatur. Kebutuhan sandang dan pangan sudah mulai tercukupi. Namun, alat-alat dapur belum memenuhi kebutuhan yang ada. Pasalnya, sebagian warga yang rumahnya masih bisa ditinggali, berharap lekas kembali.

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lebak KH Aep Syaefudin Asy-Syadzili menyampaikan bahwa peralatan masak juga menjadi hal yang sangat mendesak saat ini. Pasalnya, bahan-bahan pokok juga tidak bisa dimanfaatkan jika tidak ada peralatan tersebut. Terlebih beberapa warga sudah berkeinginan kembali ke rumahnya, tetapi mereka tidak memiliki hal tersebut.

Di samping itu, Kiai Aep juga menyampaikan bahwa pesantren-pesantren yang terdampak juga perlu kembali menata infrastruktur yang hancur porak-poranda akibat terjangan arus deras banjir. Artinya, santri membutuhkan tempat yang nyaman untuk dapat kembali mengaji kepada kiai. Hal yang sama juga dirasakan oleh masyarakat yang tempat tinggalnya hancur.

“Material untuk pembangunan pesantren dan rumah untuk masyarakat sangat dibutuhkan pascabencana ini,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Al-Marjan Desa Sukasari, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Rabu (8/1).

Sebagaimana data yang diterima oleh NU Peduli, ada enam kecamatan yang terdampak banjir bandang di Kabupaten Lebak, Banten. Bencana tersebut mengakibatkan 11 pesantren hanyut dan 23 Rusak berat, serta 24 majelis taklim juga rusak.

Di samping itu, Kiai Aep juga mengatakan bahwa kebutuhan lain yang mendesak saat ini adalah peralatan belajar para pelajar. NU Peduli akan menyalurkan 100 paket peralatan belajar, meliputi tas, pulpen, pensil, dan buku satu pak, dari Pekerja Indonsia Singapura.

Dalam catatan yang diperolehnya, ada lebih dari 400 siswa terdampak. Artinya, setidaknya masih dibutuhkan 300 paket peralatan belajar lagi bagi para pelajar di wilayah yang terkena bencana tersebut.

Pewarta: Syakir NF
Editor: Abdullah Alawi