Nasional

Kerja dari Rumah Bukan Alasan untuk Bangun Siang

Ahad, 19 April 2020 | 23:00 WIB

Kerja dari Rumah Bukan Alasan untuk Bangun Siang

Mengawali bekerja dari rumah dimulai dengan tetap bangun pagi. (Ilustrasi)

Jakarta, NU Online
Hingga saat ini, masyarakat masih diwajibkan bekerja dari rumah sebagai bagian dari pencegahan wabah Covid-19. Sejumlah langkah pun perlu dilakukan agar menjadi rutinitas yang mendukung produktivitas bekerja dari rumah.
 
Dosen Psikologi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unisia), Ahmad Muhidin, hal pertama yang harus dilakukan adalah tetap bangun pagi. Kerja dari rumah, bukanlah alasan untuk bangun siang.
 
"Hindari bangun siang hari. Segera bangun pagi hari," ungkap Ahmad Muhidin.
 
Setelah melaksanakan shalat Subuh bagi umat Islam, bisa dibiasakan sedikit berjalan kaki, berjemur matahari, bersepeda, dan olahraga lain dengan tetap menjaga jarak.
 
Setelah mandi, lanjut Muhidin, kita bisa melakukan sarapan pagi dengan protein yang memadai agar kuat dan bugar sampai siang hari. Kemudian, tetap melakukan aktivitas fisik seperti rutinitas saat berangkat ke tempat kerja.
 
"Caranya dengan bersiap-siap untuk bekerja dan mengatur ruang tempat kerja Anda agar bekerja dengan nyaman dan menyenangkan," ujarnya.

Dalam posisi Stay of Home dengan perasaan karantina diri, Muhidin mengatakan harus tetap bersosialisasi terbatas dengan pasangan, anak-anak dan orang lain untuk menjaga kesehatan mental.
 
"Semua orang pasti merasakan hal yang sama, jadi sosialisasi dengan orang lain bisa dilakukan dari jendela atau dari depan rumah atau dilakukan lewat video call melalui media sosial," beber pria yang semasa kuliah aktif di PMII.
 
Dalam melakukan aktivitas pekerjaan kantor, agar duduk di depan meja dan siap melakukan pekerjaan dengan tujuan yang jelas. Saat mengerjakan pekerjaan kantor jangan dilakukan dengan rebahan di sofa, di lantai atau di tempat tidur. Usahakan posisi tetap duduk tegak dengan meja agar postur tubuh tetap memiliki posisi ergonomis yang sehat untuk menghindari terjadinya kekakuan nyeri otot dan perubahan postur.
 
"Juga perhatikan jarak mata ke laptop atau HP agar pandangan tetap fokus dan kesehatanan mata Anda tetap terjaga," ujarnya.
 
Di tengah-tengah pekerjaan, Muhidin mengatakan perlu adanya penjadwalan waktu istirahat atau tidur, makan siang, dan beribadah. Istirahat siang diperlukan untuk menjaga kebugaran fisik dan kesehatan mental. Pada waktu beribadah, selain shalat wajib bagi umat Islam, perlu dilengkapi tambahan seperti tadarusan dan zikir.
 
Kemudian, setiap dua jam sepanjang hari lakukan gerakan pelemasan otot-otot. Durasinya bisa selama 10-15 menit dengan melakukan peregangan. Gerakan-gerakan yang dapat dilakukan seperti mengangkat-turunkan bahu, putarkan leher dan kepala dengan lembut, putar punggung dan pinggang ke kanan dan kiri, pelemasan jari-jari tangan dan kaki.
 
 
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Abdullah Alawi