Nasional

Kerusuhan Suporter Terjadi Lagi di Tangerang, PSSI dan Kemenpora Dinilai Tak Beri Edukasi ke Akar Rumput

Sen, 27 November 2023 | 15:45 WIB

Kerusuhan Suporter Terjadi Lagi di Tangerang, PSSI dan Kemenpora Dinilai Tak Beri Edukasi ke Akar Rumput

Laga Dewa United vs Persib Bandung diwarnai kerusuhan suporter. (Foto: Instagram Dewa United)

Jakarta, NU Online

Dewa United menjamu Persib Bandung pada pekan ke-20 Liga 1 2023 di Indomilk Arena, Tangerang, Ahad (26/11/2023) malam. Tim Persib Bandung unggul 5-1 atas tim tuan rumah Dewa United.


Pada pertandingan tersebut suporter Persib Bandung terlibat bentrokan dengan pihak kepolisian. Bentrokan itu terjadi karena ribuan suporter Persib Bandung memaksa masuk ke dalam Indomilk Arena. Padahal, sebagaimana diketahui, musim ini suporter dilarang hadir saat timnya melakoni laga tandang.


Menurut Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia, Ignatius Indro, kejadian tersebut membuktikan pelarangan suporter hadir saat laga tandang tidak efektif. Ia juga menilai Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia dan pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tidak melakukan edukasi terhadap suporter.


"PSSI dan juga pemerintah khususnya Kemenpora tidak melakukan hal-hal terkait edukasi suporter hingga ke akar rumput," ujarnya kepada NU Online, Senin (27/11/2023).


Indro mengingatkan bahwa pelarangan suporter untuk datang ke pertandingan tidak akan efektif tanpa adanya edukasi terhadap mereka hingga ke akar rumput. Ia menunjukkan contoh kerusuhan di luar stadion yang terjadi di Tangerang sebagai bukti tidak efektifnya pelarangan tersebut. Namun ia percaya bahwa hal tersebut tidak akan terjadi jika suporter telah teredukasi.


Lebih lanjut, ia meminta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo untuk segera mengeluarkan aturan turunan dari UU Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan yang terkait dengan suporter agar seluruh stakeholder sepak bola bisa dipaksa untuk melakukan edukasi.


Indro menjelaskan, meskipun telah ada payung hukum terkait suporter, risiko terjadinya situasi seperti di Tangerang tetap tinggi jika tidak dibuatnya aturan turunan dan implementasi yang tepat.Ā 


Selain itu, ia menegaskan bahwa Menpora Dito harus proaktif dalam menyusun aturan turunan. Hingga kini, baik PSSI maupun Kemenpora belum melakukannya, sehingga suporter selalu menjadi sasaran kesalahan.


"Menjadi pertanyaan adalah apa yang sudah dilakukan oleh Presidium Suporter yang dibentuk PSSI, apakah ini dibentuk hanya untuk klaim keterlibatan suporter dan membuat rilis puja-puji untuk PSSI saja atau seperti apa? Karena tidak terlihat kerja untuk melakukan edukasi terhadap suporter," tegas Indro.Ā 


Sementara itu, Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga telah meminta dua kelompok suporter Persib Bandung, Viking dan Bomber, untuk datang menemui Kapolres Tangerang dan Tangerang Selatan. Ia juga menginginkan Presidium Nasional Suporter Sepakbola Indonesia (PNSSI) turut berkoordinasi dengan kepolisian setempat.


"Kami sudah berkoordinasi dengan Viking, Bomber, dan PNSSI. Mereka akan melakukan konsolidasi dan koordinasi dalam 1-2 hari ke Tangerang. Semoga nanti ada konsolidasi yang baik antarsuporter dan kepolisian sehingga tidak merembet ke mana-mana," kata Arya Sinulingga dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (27/11/2023).


Arya juga meminta Viking dan Bomber untuk menjadi penenang suporter lain di akar rumput atau koordinator wilayah (korwil).


"Saya minta mereka melakukan koordinasi di tingkat bawah antara teman-teman Viking atau korwil-korwil yang di bawah supaya tidak lagi terjadi hal-hal seperti ini," tuturnya.