Nasional

Laga Gresik United vs Deltras FC Berakhir Ricuh, PSSI Dinilai Tak Edukasi Suporter dan Aparat Keamanan

Sen, 20 November 2023 | 09:00 WIB

Laga Gresik United vs Deltras FC Berakhir Ricuh, PSSI Dinilai Tak Edukasi Suporter dan Aparat Keamanan

Laga Gresik United vs Deltras FC di Stadion Gelora Joko Samudro, Ahad (19/11/2023). (Foto: instagram @gresikunited)

Jakarta, NU Online

Laga Gresik United vs Deltras FC dalam putaran kedua Liga 2 2023-2024 berakhir ricuh. Kericuhan ini terjadi antara suporter dengan aparat keamanan. Akibatnya, ada 28 orang mengalami luka-luka. 


Kericuhan yang terjadi di Stadion Gelora Joko Samudro usai Gresik United menelan kekalahan dengan skor 1-2 dari Deltras FC pada pekan ke-10 Grup 3 Liga 2 2023-2024, Ahad (19/11/2023) sore. 


Peristiwa ricuh usai pertandingan yang melibatkan suporter dengan aparat keamanan bukan kali pertama terjadi. Hal ini membuat Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dinilai tidak melakukan edukasi yang baik kepada suporter dan aparat keamanan. 


Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) Ignatius Indro mengungkapkan keprihatinan atas kericuhan yang terjadi usai laga Gresik United vs Deltras FC itu. Menurutnya, kericuhan ini terjadi sebagai bukti bahwa PSSI tidak melakukan edukasi terhadap suporter dan aparat keamanan yang bertugas dalam sebuah pertandingan.


"Pembentukan presidium suporter hanya bersifat pencitraan dan tidak menyentuh masalah sesungguhnya terutama suporter di akar rumput," ujarnya kepada NU Online, Ahad (19/11/2023) malam.


Ia menjelaskan, edukasi terhadap suporter merupakan hal yang sangat penting dan harus menjadi langkah konkret yang harus dilakukan, baik oleh PSSI atau Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).


"Kita sudah ada Undang-undang Keolahragaan (UU Nomor 11 Tahun 2022) yang di dalamnya sudah mengatur suporter. Namun hingga saat ini belum ada aturan turunan yang bisa memaksa seluruh stakeholder melakukan edukasi hingga ke akar rumput," imbuhnya.


Indro mengatakan, dengan adanya edukasi diharapkan seluruh suporter bisa menjauhkan tindakan kekerasan dan menerima hasil pertandingan. Adapun jika ada hal-hal yang mencurigakan, maka bisa dilakukan lewat cara yang baik dan benar.


Lebih lanjut ia menjelaskan, edukasi juga harus dilakukan kepada stakeholder lain seperti aparat keamanan yang bertugas dalam pertandingan agar sesuai dengan standar FIFA. Indro berharap, tindakan penembakan gas air mata dan kekerasan lainnya tak lagi dilakukan. Ia kemudian mengingatkan soal Tragedi Kanjuruhan di Malang, tahun lalu. 


“Diharapkan agar tindakan seperti penembakan gas air mata dan jenis kekerasan lainnya tidak dilakukan, mengingat kemungkinan dampaknya yang dapat memicu aksi kekerasan lanjutan dan berpotensi menimbulkan korban seperti yang terjadi dalam Tragedi Kanjuruhan,” ucap Indro. 


Namun, Indro menyarankan agar Liga 2 ini dihentikan sementara apabila edukasi terhadap suporter dan aparat keamanan tak juga bisa dilakukan. Hal ini bertujuan untuk menyelamatkan sepak bola Indonesia. 


"Jika ini tidak bisa dilakukan, baik oleh PSSI maupun Kemenpora, lebih baik liga dihentikan terlebih dahulu agar kita bisa fokus untuk menyelamatkan sepak bola Indonesia ke depannya. Apalagi ini terjadi saat Piala Dunia U-17 masih berlangsung di mana mata penggemar sepak bola dunia sedang menuju ke tanah air," tutur Indro. 


Penjelasan PSSI

Pihak PSSI memberi penjelasan terkait kericuhan yang terjadi usai laga Gresik United vs Deltras FC. Penjelasan disampaikan oleh Ketua Komite Ad Hoc Suporter PSSI Arya Sinulingga melalui rekaman suara kepada awak media di Jakarta. 


Arya menjelaskan, kericuhan terjadi di luar Stadion Gelora Joko Samudro usai Gresik United tumbang 1-2 melawan Deltras FC. Lalu suporter tuan rumah kecewa dan mendesak untuk bertemu pengurus klub Gresik United.


Sebenarnya polisi sudah melakukan barikade. Namun, suporter terus merangsek untuk mendekat ke barikade polisi. Kemudian suporter melempari benda-benda. Kericuhan pun pecah. Polisi juga ada yang melepaskan gas air mata. Peristiwa ini terjadi sekitar 15 menit.


Arya mengaku sudah berkoordinasi dengan Asprov PSSI Jawa Timur beserta suporter yang ada di Jawa Timur. PSSI juga sudah berkoordinasi dengan suporter Gresik United. Demi meredam situasi agar tak makin keruh, pihak Presidium Nasional Suporter Indonesia (PNSI) Jawa Timur sudah diminta melakukan koordinasi. Bantuan juga akan diberikan jika ada pihak-pihak yang terluka.


“Teman-teman suporter juga saya dapat info di Jawa Timur mereka akan berkoordinasi dengan suporter di Gresik dan akan membantu kalau ada yang korban dari pihak kepolisian dan suporter, jadi kita akan bersama-sama," kata Arya.