Nasional

Ketua PBNU: Afi Nihaya Faradisa Tak Hanya Didukung Banser dan Ansor

NU Online  ·  Sabtu, 10 Juni 2017 | 14:01 WIB

Surabaya, NU Online
Nenek moyang telah menyadarkan bahwa kebinekaan adalah hal yang melekat bagi negeri ini. Berbagai suku, agama, ras dan antargolongan juga sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan. Karenanya, tugas generasi muda adalah merawat keragaman agar tetap lestari.

Penegasan ini disampaikan KH Robikin Emhas kala tampil pada diskusi Cangkir9 dengan tema “Romadonesia; Meneguhkan kembali Khittah Keindonesiaan menuju Seribu Bulan Kemerdekaan Indonesia”. Diskusi yang digagas sejumlah lembaga dan badan otonom PWNU Jatim pada Jumat (9/6) malam itu juga menghadirkan Afi Nihaya Faradisa yang lebih akrab disapa Afi.

"Tuhan juga telah menegaskan bahwa manusia terlahir dengan perbedaan baik laki-laki dan perempuan, aneka bangsa serta suku dan golongan," kata Ketua PBNU ini sembari membacakan ayat ke 13 dari surat al-Hujurat. Karenanya, sudah selayaknya para penduduk di negeri ini turut mendukung, memberikan perlindungan kepada mereka yang mengampanyekan toleransi dan saling menghargai ini, lanjutnya.

Baginya, sosok Afi yang sempat memantik pro dan kontra lantaran idenya yang mendukung semangat keragaman tersebut untuk didukung. "Bukan hanya didukung oleh Banser dan Ansor, juga warga NU di mana pun berada," ungkap Haji Robikin.

Apalagi mereka yang terus bersuara lantang melawan kebinekaan jumlahnya hanyalah sedikit. "Percayalah bahwa yang mayoritas adalah kalangan yang mendukung ide dan gagasan kebinekaan, termasuk di dalamnya NU," tandasnya.

Karenanya, Haji Robikin sependapat dengan apa yang dikemukakan Afi bahwa tugas berat menyemai perdamaian di tengah perbedaan harus terus dikumandangkan. "Semangat menghargai perbedaan harus terus digelorakan oleh golongan mayoritas seperti kita, baik di dunia nyata serta maya," harapnya. Oleh sebab itu aktivis hukum di PBNU ini berharap agar seluruh komponen bangsa bersama-sama melawan kelompok yang tidak mendukung keragaman.

Ratusan peserta antusias menyimak paparan dua narasumber ini. Sebelumnya, mereka disuguhkan dengan penampilan lagu Indonesia Raya serta mars Syubbanul Wathan yang diaransemen dengan musik hadrah. (Ibnu Nawawi/Abdullah Alawi)
 
Afi, Haji Robikin serta Hakim Jayli