Nasional

Ketum Fatayat: Garda Terdepan Hadapi Covid-19 adalah Diri Sendiri

Sel, 13 Juli 2021 | 19:00 WIB

Ketum Fatayat: Garda Terdepan Hadapi Covid-19 adalah Diri Sendiri

Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat NU Anggia Ermarini. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online

Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama (PP Fatayat NU) Anggia Ermarini mengimbau kepada setiap lapisan masyarakat agar senantiasa bersabar dan berikhtiar dalam menghadapi Covid-19. Hal itu dapat dilakukan dengan cara mematuhi setiap kebijakan yang ada, termasuk dalam menerapkan protokol kesehatan. Karena sebetulnya, garda terdepan menghadapi Covid-19 adalah diri sendiri. 


"Kita bertanggung jawab atas diri kita sendiri, kemudian pada masyarakat, dan kepada orang-orang di luar sana," katanya saat menyampaikan sambutan di acara Pembacaan Burdah, Shalawat Nariyah, dan Doa untuk Keselamatan Bangsa dari Wabah, Selasa (13/7) malam.

 

Pasalnya, semua pihak di seluruh penjuru dunia sangat berharap agar wabah Covid-19 ini segera diangkat dari muka bumi. Sebab, Covid-19 tidak hanya memukul berbagai sektor kehidupan, akan tetapi menambah juga daftar kesedihan atas berita duka yang terus-menerus berdatangan. Maka, dalam hal ini, kesadaran berpikir dan bertindak menjadi sangat penting untuk diterapkan dalam melangsungkan kehidupan. 


"Semua pasti berharap bahwa pandemi yang tidak hanya di Indonesia segera berakhir. Karena setiap hari kita mendengar banyak para ulama, guru, saudara dan tetangga, telah mendahului kita. Dan ini sangat menyedihkan," ungkapnya. 
 

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI ini menilai, bahwa tindakan pemerintah dalam menginstruksikan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat sudah benar dan tepat. Mengingat sampai saat ini, angka terkonfirmasi masih mengalami kenaikan setiap harinya. "Saat ini memang sangat darurat karena setiap hari setiap saat itu angkanya terus naik," jelas Anggia.

 

Di sisi lain, ia mengaku bersyukur atas kecanggihan teknologi yang berkembang saat ini. Berkat hal itu, meskipun dalam kondisi serba dibatasi, usaha untuk merajut silaturahim tetap berjalan. Ia mengatakan, silaturahim virtual yang dilakukan setiap malam oleh kalangan Nahdliyin merupakan wujud penyeimbang antara ikhtiar bathinyah dan lahiriyah dalam menghadapi wabah Covid-19.


"Alhamdulillah kecanggihan teknologi sangat membantu kita untuk dapat dipertemukan meskipun dalam keadaan pandemi. Kita juga berdoa sebagai ikhtiar memohon pandemi agar cepat berakhir," kata perempuan kelahiran Sragen, Jawa Tengah 46 tahun yang lalu itu​​​​​​​.


Anggia berharap kiranya pandemi Covid-19 dapat menambah rasa syukur atas segala macam nikmat pemberian dari Allah SWT. dan pembacaan Shalawat Nariyah ini menjadi wasilah bagi keselamatan bangsa dalam menghadapi wabah tersebut. "Kita harus yakin semua kenikmatan ini pasti ada hikmahnya," pungkasnya. 


Kontributor: Syifa Arrahmah
Editor: Syakir NF