Nasional

Ketum Fatayat NU: Perempuan Punya Peran Penting dalam Seluruh Aspek Kehidupan

Sel, 26 Desember 2023 | 08:00 WIB

Ketum Fatayat NU: Perempuan Punya Peran Penting dalam Seluruh Aspek Kehidupan

Ketum PP Fatayat NU Margaret Aliyatul Maimunah saat berbicara dalam PKN-Boohcamp di Jakarta. (Foto: Dok PPFNU)

Jakarta, NU Online

Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama, Hj Margaret Aliyatul Maimunah, mengatakan bahwa perempuan dan laki-laki harus saling bahu-membahu dalam seluruh aspek kehidupan. Hal tersebut dikatakannya saat berbicara dalam Pelatihan Kepemimpinan Perempuan yang mengusung tema ‘Strategi Penguatan Kepemimpinan Perempuan menuju Organisasi Digdaya di Era Digital’ yang digelar di Jakarta. 


“Perempuan mempunyai peran yang sama pentingnya dengan laki-laki, baik dalam membangun rumah tangga, bangsa, dan negara. Perempuan mempunyai kemampuan yang sama dengan laki-laki, karena perempuan dan laki-laki saling melengkapi dan mengisi,” ujarnya dalam keterangan tertulis kepada NU Online, Senin (25/12/2023).


Dalam materi bertajuk ‘Membangun Pola Baru Kepemimpinan Perempuan’ itu, Margaret menekankan bahwa sejak abad 15 Islam menghapuskan berbagai diskriminasi antara lelaki dan perempuan sebagaimana termaktub dalam QS At Taubah: 71. Islam memberikan hak yang sama dengan lelaki dalam masalah kepemimpinan.


“Saya tekankan di sini bahwa perempuan berdaya adalah kunci keberhasilan pembangunan nasional karena hampir setengah populasi penduduk Indonesia adalah perempuan,” paparnya.


“Oleh karena itu, perempuan harus terlibat dalam pengambilan keputusan karena kepemimpinan perempuan membawa perspektif baru. Kepemimpinan perempuan menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan berkeadilan,” tegasnya.


Menurut Margaret, adanya kepemimpinan yang maskulin dan feminin bukan untuk dipertentangkan. Feminin dibutuhkan bukan karena ia mengalahkan maskulin. Akan tetapi, karena ia telah menjadi mitra yang hilang dalam kepemimpinan yang terwujud.


“Dalam menghadapi tantangan global diperlukan kepemimpinan perempuan yang visioner, berpikir inovatif, mempunyai kemampuan manajemen waktu, membina kerja tim, mengenali dirinya, percaya diri, berperspektif gender,” terangnya.


Ia mengatakan bahwa kepemimpinan perempuan dengan kecenderungan gaya kepemimpinan melalui hubungan dan keakraban cenderung demokratis dan partisipatif. Kepemimpinan perempuan cenderung memiliki komponen kepemimpinan yang transformasional.


“Antara lain motivasi, inspirasional, keteladanan, pertimbangan individu, kolaboratif, dan inovatif,” ungkap perempuan kelahiran Jombang, 11 Mei 1978 ini.


Berdasarkan tantangan global yang sedang berkembang, lanjut dia, dibutuhkan alternatif pola kepemimpinan baru, yaitu, kepemimpinan dengan sifat-sifat positif dari maskulinitas dan femininitas.


“Berkarakter dengan karakter nilai-nilai kader Fatayat NU, kepemimpinan Pancasila, dan adaptif dengan tantangan era kekinian. Khususnya pemanfaatan digital,” ujarnya.


Margaret menambahkan, pelatihan kali ini spesial karena baru pertama kali diadakan dalam satu tahun masa khidmahnya di PP Fatayat NU. “Wabil khusus juga ada kolaborasi pelatihan kepemimpinan dengan BUMN yang narasumbernya merupakan praktisi di lapangan,” tuturnya.


Program berkelanjutan

Terpisah, Ketua Panitia Pelatihan Kepempimpinan Nasional (PKN) - Boothcamp Ramlah Umar menyebut bahwa acara ini akan berkelanjutan. Sebab, para fasilitator memberikan tugas RTL (rencana tindak lanjut) kepada para peserta yang nantinya harus diselesaikan.


“Barangsiapa yang menyelesaikan tugas itu akan mendapatkan sertifikat PKN-Boothcamp yang dikeluarkan oleh BUMN dan PP Fatayat di mana nantinya sertifikat tersebut akan dipergunakan sebagai syarat mengikuti pelatihan selanjutnya,” tegasnya.


Pelatihan kepemimpinan perempuan ini, lanjut dia, merupakan merupakan hasil kerja sama Fatayat dengan sejumlah BUMN. Ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) antara Menteri BUMN dan Ketum Fatayat NU pada 30 September 2023 lalu.


“Ada dua klausul, pertama, pemberdayaan ekonomi. Kedua, pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM),” ujar Ramlah.


Ia menambahkan, PKN-Boothcamp diisi tiga narasumber dari PP Fatayat NU dan tiga dari BUMN. Dari Fatayat NU adalah Nur Rofiah, Maria Ulfah Anshor, dan Margaret Aliyatul Maimunah. Sementara dari BUMN Kamaria Latief (Koordinator PHCI dan AVP Telkom), Hajar Seti Adji (Direktur HC Wika dan BUMN School of Excelence), dan Endang Suraningsih (Direktur human capital PT Bio Farma).


Kegiatan ini dihadiri kader Fatayat dari seluruh Indonesia yang sudah melewati jenjang utama Latihan Kader Dasar (LKD) dan Latihan Kader Lanjutan (LKL). Kegiatan yang dijadwalkan selama tiga hari, Rabu-Jumat, 20-22 Desember 2023 ini digelar di di Mandiri University Jakarta. (Ova)