Nasional

Ketum PBNU Beberkan Peran Islam Moderat

Jum, 7 Desember 2018 | 08:26 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menegaskan bahwa Allah di dalam Al-Qur’an tidak pernah menyebutkan secara eksplisit umat Islam, apalagi bentuk negara. Di dalam Al-Qur’an yang disebutkan Allah adalah umat yang moderat, penengah dalam berbagai situasi. 

“Wa kadzalika ja'alnakum ummatan wasathan,” katanya pada Seminar Internasional yang digelar Lembaga Dakwah PBNU bertema Peran Umat Islam Indonesia dalam Membangun Peradaban Dunia di Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (7/12).  

Ayat tersebut artinya adalah “Dan demikianlah, telah Kami jadikan kamu suatu umat yang di tengah (moderat).”. 

“Tidak ditemukan ummatan islam, silakan bacakan Al-Qur’an dari awal sampai akhir. Tidak ditemukan, ummatan islamaiyatan, ummatan arabiyan, daulatan isalmiyatan. Yang ada adalah ummatan washatan, bil washatiyah,” katanya  

Menurut Kiai Said, sejarah membuktikan, umat Islam dibangun oleh tokoh-tokoh yang berupaya menjadi ummatan washatan, moderat. Imam Hasan Basri misalnya, ia muncul menjadi perekat pada situasi umat Islam terpecah-belah karena persoalan politik dan mazhab pemikiran Islam selepas masa Tabi’in.

Kemudian, tokoh yang berupaya seperti itu adalah Imam Syafi'i yang mengambil sisi moderat dalam menyatukan syariat (fiqih) dengan menggunakan akal, tidak hanya tekstual.  

Tokoh selanjutnya, adalah Imam Ghazali yang mengambil sisi moderat dengan menyelaraskan antara fuqaha dan (ahli fiqih) dan sufi (ahli tasawuf).

“Mereka adalah ulama-ulama cerdas,” katanya.  

Di Indonesia, kata Kiai Said, Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama memiliki kecerdasan menggabungkan agama dan nasionalisme. 

Kegiatan yang dihadiri ulama asal Lebanon yaitu Syekh Zuhar Utsman Al-Zua'id. Saat berita ini ditulis, seminar tersebut masih berlangsung. (Abdullah Alawi)