Nasional

KH Ma'ruf Amin Ajak Ulama Turut Perbaiki Sistem Global

Sen, 6 Februari 2023 | 12:22 WIB

KH Ma'ruf Amin Ajak Ulama Turut Perbaiki Sistem Global

Wapres RI, KH Ma'ruf Amin pada pembukaan Muktamar Internasional Fiqih Peradaban 1 di Hotel Shangri-La Surabaya, Senin (06/02/2023). (Foto: NOJ/Saiful Amar)

Surabaya, NU Online

Wakil Presiden (Wapres) RI, KH Ma'ruf Amin mengemukakan bahwa pembaharuan dalam ilmu fiqih tentunya bakal membuka lebih luas cakrawala pemikiran. Demikian pula pandangan dalam menghadapi tantangan zaman di masa depan.


Pandangan ini disampaikannya saat menjadi pembicara kunci pada Muktamar Internasional Fiqih Peradaban 1. Kegiatan ini diselenggarakan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang dipusatkan di Hotel Shangri-La Surabaya, Jawa Timur, Senin (06/02/2023).


Karena itu dirinya menolak bahwa pembaharuan akan merusak khazanah Islam di masa lalu. Justru yang harus dilakukan adalah terus melakukan pembaharuan berdasarkan pengetahuan yang ada.


"Tidak benar bahwa ilmu pengetahuan memantik kerusakan, yang merusak adalah keserakahan manusia dalam menerima pengetahuan," katanya.


Pembaharuan ini, tegas dia, sangat penting khususnya dalam menghadapi permasalahan kontemporer. Oleh karena itu, ulama-ulama NU berdiskusi dan mengupayakan terciptanya ilmu fiqih yang mampu menerima perkembangan zaman, yang lebih adil dan beradab.


"Saya juga mengimbau para ulama untuk berpartisipasi dalam pembentukan sistem global yang lebih adil dan beradab. Mengedepankan kedamaian agar dapat mencapai solusi menghadapi masalah-masalah masa kini seperti kemiskinan dan perubahan iklim," katanya.


Lebih lanjut, dirinya meminta kepada seluruh ulama maupun pengamat lokal maupun global agar selalu menjunjung tinggi perbedaan dan merawat persatuan.


"Karenanya, saya sangat mengapresiasi terselenggaranya acara Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I yang merupakan rangkaian agenda 1 abad NU ini," tandasnya.


Lebih lanjut, Kiai Ma'ruf Amin menyebutkan setidaknya terdapat tiga tombak utama dalam membangun peradaban di muka bumi.


"Pertama, menjalankan tugas sebagai wakil Allah SWT. Kedua, sebagai wakil Allah maka manusia harus dapat menguatkan satu sama lain," katanya di hadapan sejumlah ulama dari berbagai negara tersebut.


Rasa saling menguatkan, terang dia, berkaitan dengan poin  selanjutnya dalam membangun peradaban di masa depan, yakni menjaga harmoni dan keamanan antarumat beragama.


"Ketiga, harus saling menjaga jangan sampai terjadi kegaduhan karena manusia tinggal di bumi yang sama. Jika ada kerusuhan, maka semua dapat merasakan sehingga harus dicegah supaya dampaknya tidak merambat pada yang lain," jelasnya.


Berbicara peradaban, lanjut dia, maka tidak terlepas dari ketentuan fikih dalam merespons peradaban masa lalu. Perbaharuan peradaban masa lalu sudah saatnya diperbaharui agar relevan dengan realita saat ini.


"Karena peradaban masa lalu belum tentu cocok bagi peradaban baru, maka sudah barang tentu harus melakukan pembaruan," tegas dia.


Dirinya menjelaskan bahwa pembaharuan dalam ilmu fiqih tentunya bakal membuka lebih luas cakrawala pemikiran dan pandangan dalam menghadapi tantangan zaman di masa depan.


Pada acara pembukaan Muktamar Internasional Fiqih Peradaban 1 ini hadir di antaranya Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri dan Nyai Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Katib Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori, serta Sekretaris Jenderal PBNU H Saifullah Yusuf. 


Hadir pula Menteri PAN-RB Abdullah Azwar Anas, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi, Wakil Grand Syekh Al-Azhar Syekh Muhammad Abdurrahman al-Dluwaini, serta para duta besar dan mufti negara-negara sahabat. 


Pewarta: Syifa Arrahmah

Editor: Syaifullah Ibnu Nawawi