Jakarta, NU Online
Umpatan yang dilontarkan salah satu anggota DPR, Arteria Dahlan terhadap Kementerian Agama (Kemenag) RI saat rapat kerja Komisi III dengan Jaksa Agung, Muhammad Prasetyo di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (28/3) menimbulkan pro dan kontra. Ada yang mengkritik dan ada yang membela.
Pada rapat kerja tersebut, Komisi III DPR RI tengah membahas kasus penipuan ibadah umrah oleh Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dengan Jaksa Agung.
Sebagaimana diketahui, kasus penipuan jamaah umrah oleh agen travel Abu Tours baru saja terungkap. Sementara sebelumnya, kasus serupa juga terjadi, tapi dilakukan oleh agen lain, yakni First Travel.
Rais 'Aam PBNU KH Ma'ruf Amin ditemui NU Online di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (2/4) menganggap Kemenag memang laik dikritik karena membiarkan dan kurang melakukan pengawasan terhadap agen-agen travel.
"Jadi ada lubang yang menganga. Tidak terawasi dengan baik. Sampai jadi (timbul) korban," katanya.
Menurutnya, Kemenag mengetahui ada travel yang memberangkatkan jamaah dengan biaya murah dan tidak masuk akal, yakni sekitar Rp 14 juta. "Logika mana pun gak mungkin. Tapi kok dibiarkan," jelas kiai kelahiran Tanara, Banten itu.
Kiai yang juga Ketua MUI pusat itu berharap agar kasus penipuan yang dilakukan agen travel menjadi perhatian dan bahan introspeksi Kemenag untuk memperbaiki kinerjanya.
Selain menyoroti Kemenag, kiai yang dianugerahi gelar Guru besar bidang Ilmu Ekonomi Muamalat Syariah dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur itu juga menyinggung cara mengkritik anggota DPR RI, Arteria Dahlan.
Menurutnya, kritik yang dilontarkan harus tetap santun dan tidak melampaui batas-batas kesantuan. Kemarahan tidak membenarkan untuk seseorang mengumpat.
"Tapi tetap saja, cara mengkritik tetap harus santun," jelas kiai berumur 75 tahun itu. (Husni Sahal/Kendi Setiawan)