Nasional

Maarif NU Ingatkan Catur Pusat Pendidikan

Ahad, 11 April 2021 | 01:30 WIB

Maarif NU Ingatkan Catur Pusat Pendidikan

Bagian kedua dari catur pendidikan adalah sekolah yang merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan.

Jakarta, NU Online

Ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif NU, H Zainal Arifin Junaidi menguraikan catur pusat pendidikan sebagai esensi pendidikan dalam proses pembelajaran. Ia mengingatkan kembali bahwa catur pusat pendidikan ini penting meski harus melewati pembelajaran di era pandemi Covid-19.

 

Pertama adalah keluarga. Menurut H Arjun, pendidikan merupakan salah satu kewajiban pertama bagi orang tua. "Keluarga memberikan dasar pendidikan, sikap dan keterampilan dasar seperti, pendidikan agama, budi pekerti, sopan santun, estetika, kasih sayang, rasa aman, dasar-dasar untuk mematuhi peraturan-peraturan, dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan," ujarnya saat mengisi webinar Persiapan Pembelajaran Tatap Muka dan Perlindungan Anak di Masa Pandemi, Sabtu (10/4).
 

Bagian kedua dari catur pendidikan adalah sekolah yang merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Karena kemajuan zaman maka keluarga tidak mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi anak terhadap iptek. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peranan sekolah.

 

Berikutnya adalah tempat ibadah yang tidak bisa dipisahkan dari pendidikan anak yang harus dididik dan ditempa agar menjadi anak yang cerdas, berakhlakul karimah, berkarakter serta religius.

 

Keempat yakni masyarakat. Pendidikan tidak bisa lepas dari nilai-nilai sosial  budaya yang dijunjung tinggi semua lapirsan masyarakat. "Setiap masyarakat, di mana pun berada punya karakteristik sendiri sebagai norma khas di bidang sosial budaya yang berbeda dengan masyarakat yang lain. Norma-norma tersebut merupakan aturan-aturan yang ditularkan oleh generasi tua kepada generasi berikutnya," ujar Kiai Arjun, sapaan khasnya.

 

H Arjun mengataka bahwa poin-poin tersebut juga disampaikannya saat dirinya dimintai pandangan sebelum penetapan SKB tiga menteri.

 

Ia menyampaikan di era pandemi Covid-19 berbagai permasalahan dihadapi dalam proses pembelajaran di madrasah/sekolah, utamanya dalam PJJ/daring; kesiapan pemerintah, masyarakat dan bahkan masyarakat dunia tergagap dibuatnya.

 

Belum lagi persoalan kesiapan jaringan hal ini paling terasa dialami oleh kita semua, termasuk kesiapan satuan pendidikan, baik guru, murid serta semakin bertumpuknya berbagai tugas. Demikian pula dengan ketiadaan gawai yang mamadai dan dapat menunjang pembelajaran daring.  

 

"Ditambah lagi dengan permasalahan ikutan lainnya, seperti banyaknya anak-anak didik keluyuran ke mana-mana dan susah di kontrol, serta banyak anak-anak didik yang kecanduan main game online, serta terjadinya kekerasan terhadap anak karena orang tua tidak menguasai konten pembelajaran, terjadi stres pada guru atau orang tua murid karena kondisi ini, bahkan dalam realiasnya banyak juga anak-anak didik mengalami kekerasan," katanya.

 

Webinar tersebut terselenggara atas kerja sama Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PBNU, KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) dan KSKK Madrasah Dirjend Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Dibuka oleh Dirjen Pendis Kemenag Prof HM Ali Ramdhani, selain menghadirkan narasumber utama H Z Arifin Junaidi, juga Ketua KPAI Susanto, Anggota KPAI Hj Margaret Aliyatul Maimunah, serta Kabudit Kurikulum KSKK Madrasah H Ahmad Hidayatullah.

 

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Alhafiz Kurniawan