Nasional

Melihat Penerapan Pesantren Hijau di Darul Muttaqien Bogor Jawa Barat

Sen, 19 September 2022 | 04:30 WIB

Melihat Penerapan Pesantren Hijau di Darul Muttaqien Bogor Jawa Barat

Kunjungan LAZISNU PBNU ke Pesantren Darul Muttaqien Bogor, Jawa Barat, Ahad (18/9/2022). (Foto: LAZISNU PBNU)

Bogor, NU Online
Lembaga Amil Zakat, Infak, Sedekah Nahdlatul Ulama Pengurus Besar Nadlatul Ulama (LAZISNU PBNU) dan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) PBNU melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Darul Muttaqien Jabon Mekar Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Ahad (18/9/2022). Darul Muttaqien adalah pesantren percontohan Program Pesantren Hijau.


"Pondok pesantren ini sangat mengesankan. Di sini kami untuk belajar ke Darul Muttaqien yang telah menerapkan konsep Pesantren Hijau, yang kemudian konsep dan programnya akan kami bawa ke pesantren lain, mulai dari program preventif sampai kuratif," ungkap Direktur Eksekutif LAZISNU PBNU Qohari Cholil.


Program Pesantren Hijau merupakan progam kolaborasi antara LAZISNU, LPBI dan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU, dengan didukung oleh Bank Mega Syariah. Program ini fokus mengangkat isu lingkungan khususnya di pesantren.


"Kami ingin, kesan yang selama ini bahwa pesantren yang kurang peduli terhadap lingkungan, kumuh, itu (kesan) kita kikis. Lewat program (Pesantren Hijau) ini, mudah-mudahan bisa menciptakan santri yang sadar lingkungan," ucapnya.


Ketua Pelaksana Program Pesantren Hijau Riri Khariroh mengungkapkan program Pesantren Hijau adalah program lanjutan dari periode PBNU sebelumnya, yang juga telah bekerja sama dengan Pesantren Darul Muttaqien.


"Pemilihan Darul Muttaqien ini bukan berangkat dari hal (informasi) yang kosong. Kami sudah sering mendengar tentang Pesantren ini. Kami di sini lebih ingin mendengarkan dan belajar. Kami harapkan semua pesantren yang ada di Indonesia bisa seperti ini, peduli akan lingkungan,” ungkap Riri.


LAZISNU PBNU bersama LPBI dan RMI PBNU, kata Riri, juga sudah menggelar Kick Off dan Workshop Program Pesantren Hijau pada awal September 2022. Pada kesempatan itu hadir perwakilan pesantren-pesantren di lima provinsi yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Provinsi Banten.


"Pada program ini, kami memberikan asistensi kepada pesantren-pesantren yang ramah lingkungan. Best practice yang kami peroleh di sini (Darul Muttaqien), kemudian kami terapkan di pesantren lain. Tentu tidak copas (copy-paste), karena karakter pesantren berbeda-beda," jelasnya.


Riri menyebut, Nahdlatul Ulama akan menyambut usia satu abad, dengan membawa tema Merawat Jagat, Membangun Peradaban. Program Pesantren Hijau juga merupakan bagian dari upaya merawat jagat.


"Program yang mengangkat isu soal perubahan iklim dan lingkungan ini untuk anak-cucu kita. Ini tanggung jawab bersama, bagaimana kita merawat jagat, memelihara bumi. Program ini bagian dari upaya merawat jagat," pungkasnya.


Humas Pondok Pesantren Darul Muttaqien, Salim RD mengatakan bahwa dari 19 hektar luas lahan yang dimiliki oleh Pesantren di Parung Bogor ini. Sebesar 60-70 persennya dibuat untuk ruang terbuka dan hijau. Tidak semua lahan dibangun gedung asrama. Hal ini adalah salah satu konsep untuk mewujudkan Pesantren Hijau.


Direktur Pendidikan Pesantren Darul Muttaqien Henrizal Rasyid menambahkan, kaitannya dengan konsep Pesantren Hijau, itu adalah proses pembentukan karakter santri yang sadar akan lingkungannya.


"Dan pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh pimpinan (pengasuh pesantren) bukan sekadar pada bangunan pesantren untuk menampung jumlah santri yang banyak. Misal, (jumlah) seribu santri putra itu sudah cukup, karena pesantren adalah lembaga pendidikan yang juga mesti memikirkan kebutuhan udara atau oksigen agar tidak kurang, dan bagaimana agar limbah bisa terurus,” jelas Rizal.


Orientasi dari pengasuh pondok pesantren, lanjutnya, adalah untuk pembentukan karakter santri yang bisa menjaga kebersihan dan merawat lingkungan.


"Yang dilakukan adalah pendekatan ilahiah, insaniyah, ilmiah, dan pendekatan alamiah kepada santri-santri, agar para santri betul-betul belajar menghargai dan merawat lingkungannya," tegasnya.


Hadir pada kesempatan tersebut Wakil Ketua LPBI PBNU Bidang Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim, Maskut Candranegara yang menyoal isu lingkungan hidup dan perubahan iklim harus ditanggapi secara serius oleh semua pihak, termasuk pesantren.


Sementara dari pihak Pesantren, turut hadir Kepala Asrama santri putra Imron Wachidi dan Kepala Asrama santri putri Ahmad Suwardi, yang menjelaskan tanggung jawab dan menjadi pola kebiasaan para santri Darul Muttaqien dalam menjaga kebersihan dan merawat lingkungan.


Kontributor: Wahyu Noerhadi
Editor: Kendi Setiawan