Nasional

Menag Minta Jajarannya Tidak Membeda-bedakan Madrasah Negeri dan Swasta 

Kam, 19 Januari 2023 | 12:45 WIB

Menag Minta Jajarannya Tidak Membeda-bedakan Madrasah Negeri dan Swasta 

Menag Yaqut Cholil Qoumas dalam Rakor Ditjen Pendis di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Selasa (17/1/2023). (Foto: Kemenag)

Jakarta, NU Online
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan jajarannya untuk dapat memberikan akses pendidikan yang berkualitas bagi setiap madrasah di Indonesia.  


"Saya ingin seluruh jajaran Direktorat Pendidikan Islam ini mampu memberikan akses pendidikan dan pelayanan pendidikan terbaik dan setara bagi semua anak bangsa. Tidak membedakan madrasah negeri dengan madrasah swasta," tegasnya saat membuka Rapat Koordinasi Ditjen Pendis, Selasa (17/1/2023). 

 

Berdasarkan data laman emis pendis diakses NU Online Kamis (19/1/2023), jumlah madrasah di Indonesia mulai dari tingkat RA sampai MA berjumlah 82.418.


Dari jumlah yang merupakan data pada tahun pelajaran 2019/2020 tersebut, jumlah madrasah swasta mencapai 78.408 unit. Sementara madrasah berstatus negeri berjumlah 4.010. Ini menunjukkan bahwa mayoritas madrasah di Indonesia adalah madrasah swasta yang dikelola oleh masyarakat. 


Menag meminta jajarannya untuk melakukan akselerasi proses transformasi digital. Namun, proses itu lanjutnya, harus didesain agar memudahkan seluruh elemen madrasah, baik siswa maupun guru, bukan malah merepotkan mereka. 


"Transformasi digital ini sangat penting, namun jangan sampai ini merepotkan para guru. Guru-guru itu sudah repot mengajar, jangan sampai direpotkan pula dengan hal-hal yang di luar mengajar," ujarnya 


"Jadi bagaimana transformasi digital itu harus dimaknai sebagai proses yang mempermudah segala urusan, bukan sebaliknya," lanjutnya dikutip dari laman Kemenag.

 

Semenetara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Ali Ramdhani mengungkapkan empat isu strategis berdasarkan analisis mengenai hal-hal yang menjadi problematika dari berbagai dinamika yang terjadi dalam ruang lingkup pendidikan Islam. Keempat isu tersebut adalah

1. Aksesibilitas terhadap lembaga pendidikan yang berkualitas
2. Meningkatkan kualitas, relevansi dan daya saing
3. Bagaimana kita mengatur tata kelola, akuntabilitas dan citra publik
4. Moderasi beragama.


Ia mengatakan bahwa pihaknya berupaya menciptakan guru-guru yang profesional yang memiliki unsur 4K, yaitu membangun kualifikasi, membangun kompetensi, menata karir, dan yang terakhir adalah kesejahteraan. 


Kegiatan ini sendiri mengangkat tema Pendidikan untuk Semua, Membangun Harmoni Bangsa. 


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan