Nasional

Nabi Sukses Wujudkan Umat Terbaik Hanya dalam Tempo 23 Tahun

Sel, 19 Oktober 2021 | 02:00 WIB

Nabi Sukses Wujudkan Umat Terbaik Hanya dalam Tempo 23 Tahun

Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) KH Ma’ruf Amin. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) KH Ma’ruf Amin menuturkan, Nabi Muhammad merupakan tokoh perubahan luar biasa, karena mampu mengubah masyarakat jahiliyah (terbelakang) menjadi khaira ummah (umat terbaik).


“Perubahan itu dilakukan hanya dalam tempo 23 tahun (dengan) misi utama yang dibawa seperti disabdakan beliau: innama bu’itstu li utammima makarimal akhlak. Saya diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia,” tutur Wapres dalam Peringatan Maulid Nabi Tingkat Kenegaraan yang digelar Kementerian Agama (Kemenag) RI bertajuk Spirit Nabi Muhammad: Menebar Empati, Perkuat Silaturahmi, pada Senin (18/10/2021) malam.


Menurut Wapres, akhlak yang mulia itu berarti perilaku hubungan baik antarsesama manusia (hablunminannas) dan hubungan antara manusia dengan Allah (hablunminallah) yang dikelola dengan baik.


“Hubungan sesama manusia berarti menjaga hak-hak kemanusiaan, al-huququl insaniyah. Tidak boleh merugikan dan memperlakukan orang lain dengan tidak baik. Laa tadzlimun wa laa tudzlamun, kamu tidak boleh melakukan perbuatan zalim dan tidak boleh juga dizalimi. Apabila hubungan antarmanusia itu bisa dijaga dengan baik,” jelas Kiai Ma’ruf.


Sementara hablumminallah berarti sebuah upaya yang dilakukan manusia untuk menjaga dan memenuhi hak-hak Allah. Ia menegaskan, hak-hak Allah itu harus dipatuhi dan ditaati dengan tidak melakukan maksiat kepada Allah. Hal yang paling sangat dilarang adalah meremehkan hak Allah.


“Ulama mengatakan, laa kabirata akbar ba’dal kufri wa syirki minal istighfar bi huquqillah. Tidak ada dosa yang paling besar, sesudah kekafiran dan kemusyrikan, kecuali menganggap remeh terhadap hak-hak Allah. Oleh karena itu, kita harus terus menjaga hak kemanusiaan dan juga hak Allah, secara bersamaan,” terang Kiai Ma’ruf.


Islam perhatikan kemajuan dan kesejahteraan


Wapres menegaskan, Islam selalu memperhatikan persoalan kemajuan dan kesejahteraan umat. Ia mengutip QS Hud ayat 61, huwa ansya’kum minal-ardhi wasta’marakum fiiha. Artinya, Dia-lah Allah yang menciptakan kamu (manusia) dari bumi dan menjadikan kamu sebagai pemakmurnya.


“Untuk memakmurkan bumi diperlukan sebab-sebabnya. Salah satu sebab yang penting yaitu sumber daya manusia (SDM) yang unggul yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Kita harus mendorong semua anak-anak kita, generasi muda kita, untuk menguasai iptek, supaya bisa memakmurkan bumi,” terang Wapres.


Dalam rangka memakmurkan bumi itu, Wapres menegaskan bahwa Islam memberikan kewenangan kepada umat manusia untuk mengembangkannya. Hal ini sebagaimana hadits Nabi Muhammad, antum a’lamu bi umuriddunyakum. Artinya, kata Nabi, kalianlah yang lebih tahu tentang urusan duniamu.


Allah pun memerintahkan umat Islam agar terus mampu menggali dan membaca untuk bisa menguasai iptek. Seperti disebutkan di dalam QS Al-Alaq ayat 1, iqra bismirabbik (bacalah dengan nama Tuhanmu).


“Para ulama menafsirkan bahwa membaca itu bukan hanya membaca huruf-huruf Qur’an saja, tetapi yang harus dibaca adalah termasuk al-hurufun ilahiyah al-maktuba ala shafahatil mawjudat yaitu huruf-huruf Allah yang tertulis di dalam lembaran kehidupan,” terang Wapres.


Di samping itu, iqra bukan hanya bermakna membaca dalam arti melafadzkan. Sebab kalau hanya membaca, kata Wapres, biasanya digunakan kata utlu atau tilawah. Sementara iqra memberikan pengertian sebagaimana an-nadzru yakni melakukan penelitian atau riset.


“Sehingga kita bisa memahami berbagai masalah di dalam kehidupan, supaya kita bisa menguasai iptek dan melakukan riset dan inovasi. Itulah yang sekarang menjadi target pemerintah meskipun masih dalam pandemi Covid-19,” katanya.


Wapres menegaskan, pemerintah tidak hanya ingin mengembalikan keadaan selamat dari pandemi, tetapi juga ingin membuat lompatan-lompatan kemajuan setelah pandemi. Harapannya dapat membangun generasi mendatang menguasai iptek dan menjadi SDM yang unggul dengan tetap memiliki akhlak mulia seperti yang diajarkan Nabi Muhammad.


“Mudah-mudahan peringatan Maulid Nabi ini memberikan inspirasi kepada kita untuk terus membangun silaturahim sesama manusia dengan cara yang baik dan membangun hubungan kepada Allah dengan memenuhi hak-Nya secara baik,” pungkas Wapres.


Sebagai informasi, Peringatan Maulid Nabi Tingkat Kenegaraan ini diisi dengan mauidzah hasanah yang disampaikan Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdul Ghofur Maimoen dan ditutup dengan doa yang dipimpin Ketua Dewan Hubungan Lembaga Rabithah Alawiyah Jakarta Habib Nabiel Al-Musawa.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Muhammad Faizin