Nasional

Nahdlatut Turots Siapkan Pesantren Tahqiq hingga Penerbitan

Sel, 27 Desember 2022 | 15:00 WIB

Nahdlatut Turots Siapkan Pesantren Tahqiq hingga Penerbitan

:Pegiat Nahdlatut Turots di Pesantren Mambaus Sholihin, Suci, Gresik, Jawa Timur. (Foto: NU Online/Ayung N)

Gresik, NU Online 
Wadah para pegiat manuskrip dan naskah pesantren, Nahdlatut Turots, genap berusia satu tahun sejak dideklarasikan pada Muktamar ke-34 NU di Lampung. Memasuki tahun kedua ini, Nahdlatut Turots pun menyiapkan sejumlah program sebagaimana yang dirembugkan di Pesantren Mambaus Sholihin, Suci, Gresik, Jawa Timur, Senin (26/12/2022).


“Selain melakukan evaluasi dari sejumlah program yang kita lakukan dalam satu tahun terakhir, kita juga sedang mematangkan untuk mendirikan pesantren tahqiq dan pusat penerbitan turots ulama Nusantara,” kata Pembina Nahdlatut Turots, H Ahmad Najib AR kepada NU Online.


Agenda yang dilakukan bersama yayasan donor dari Malaysia itu, imbuh Gus Najib direncanakan bakal dikebut pada 2023 mendatang. 


“Ini nantinya, bakal menjadi pusat konservasi, pembelajaran dan penyebaran karya-karya ulama Nusantara. Semoga tahun depan, sudah rampung dan sesegera mungkin bisa beroperasi,” harap Ketua Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Jawa Timur itu.


Selain itu, Ketua Nahdlatut Turots, Lora Utsman Hasan al-Achyari menjelaskan bahwa sejumlah agenda yang telah dilakukan pada tahun pertama akan terus dilaksanakan dan lebih ditata lagi. 


“Tentu saja, harapannya, skalanya akan lebih besar dan luas lagi,” jelas salah satu pengasuh di Pesantren Al-Akhyar, Tambakagung, Bangkalan, Jawa Timur itu.


Sejumlah agenda yang dilakukan oleh Nahdlatut Turots pada tahun pertamanya adalah digitalisasi manuskrip di sejumlah pesantren. Mulai dari pesantren di Bangkalan, Langitan, Rembang dan sejumlah pesantren tua lainnya. 


“Tidak hanya didigitalisasi, tapi kita siapkan katalognya,” paparnya.


Selain itu, Nahdlatut Turots juga telah menerbitkan sejumlah karya ulama Nusantara yang telah arkaik, baik yang berupa manuskrip atau cetak tua yang sudah sulit diakses. 


“Ada lima kitab yang telah kita terbitkan. Dua berupa majmu (kompilasi), dua kitab utuh, dan satu katalog,” rincinya.


Yang tidak kalah monumentalnya adalah pameran manuskrip pesantren. Agenda ini, telah dilaksanakan di sejumlah kota di Indonesia. Bahkan, sempat dilaksanakan di Belanda dan Riyadh, Saudi Arabia. 


“Ini ajang untuk memperkenalkan manuskrip ke publik,” tegasnya.


Ada pula pelatihan tahqiq manuskrip yang dimentori langsung oleh Syekh Syaadi dari Mesir. Muhaqiq salah satu penerbit terkemuka di Timur Tengah ini, intens mendampingi kader-kader Nahdlatut Turots untuk memperdalam ilmu tahqiq.


“Ke depannya, kita juga akan kembangkan kemampuan untuk mentahqiq naskah-naskah keislaman yang ditulis dengan aksara lokal dan bahasa lokal Nusantara,” jelas dia.


Perlu diketahui, Nahdlatut Turots merupakan rumah bersama para pegiat dan pencinta manuskrip dan naskah ulama Nusantara. Baik yang berupa perorangan, komunitas maupun lembaga. Gerakan yang biasanya dilakukan dalam kesendirian dan kesunyiaan itu, perlu diikat dalam spirit dan visi yang sama.


“Sebagai sebuah rumah, Nahdlatut Turots berusaha menjadi tempat yang nyaman dan bisa mendukung usaha-usaha untuk menghidupkan ilmu para ulama Nusantara. Di sini, tidak ada kepentingan ekonomis yang berlebih, juga tidak ada kepentingan golongan, selain golongan Ahlusunnah wal Jamaah,” pungkasnya. 

 

Penulis: Ayung Notonegoro
Editor: Syaifullah Ibnu Nawawi