Nasional

NU dan Tunisia Siap Perkuat Islam Moderat

Sel, 22 Februari 2022 | 12:30 WIB

NU dan Tunisia Siap Perkuat Islam Moderat

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menerima kunjungan Duta Besar Tunisia untuk Indonesia Riadh Dridi di Gedung PBNU, Selasa (22/2/2022). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima kunjungan Duta Besar Tunisia untuk Indonesia Riadh Dridi di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya Nomor 164, Jakarta, Selasa (22/2/2022).


Pertemuan tersebut menyepakati kerja sama untuk memperkuat Islam moderat yang mengusung kemanusiaan. Islam model ini yang diusung kedua negara tersebut dengan NU di Indonesia dan Universitas Zaitunah di Tunisia sebagai institusi yang menjadi pusat moderasi dan pemimpin dalam menyebarkan berbagai pandangan keislaman yang moderat.


"Kita bisa kolaborasi untuk mempromosikan Islam untuk kemanusiaan," kata Riadh kepada Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.


Riadh mengaku, negaranya menghadapi berbagai radikalisasi sehingga kolaborasi dengan NU menjadi sesuatu yang penting untuk mengatasinya. Terlebih Indonesia juga menjadi salah satu negara yang selamat dari kemelut reformasi, sesuatu yang baru-baru ini dialami Tunisia.


Dalam kesempatan tersebut, Dubes Riadh juga menyampaikan ada 100-an pelajar Indonesia yang menempuh studi di negaranya dengan beasiswa kerja sama kampus dan NU. Pertemuan ini, dalam harapannya, dapat menghasilkan lebih dari itu, seperti pertukaran pelajar dan pengajar, hingga menyelenggarakan suatu konferensi secara bersama.


Dalam momen yang sama, Gus Yahya menyampaikan bahwa Tunisia telah memerhatikan untuk rekontekstualisasi Islam. Hal ini penting agar Islam bisa lebih harmonis dengan konteks dunia sekarang.


"Di dalam arah perkembangan ke depan, kita melihat bahwa Tunisia ini juga sangat memperhatikan kebutuhan untuk melakukan rekontekstualisasi terhadap pandangan-pandangan keagamaan di dalam Islam agar bisa lebih terintegrasi secara harmonis di dalam konteks dunia masa kini," katanya.


Dalam kesempatan itu, Gus Yahya menyerahkan dua kitab kepada Dubes Riadh, yakni kitab Majm'uat Muallafat Ulama Indonesia (kumpulan 11 kitab karya ulama Indonesia) dan Tuhfatul Qashi wad Dani (biografi Syekh Nawawi al-Bantani) karya Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Musthofa.


Menerima dua kitab itu, Riadh mengaku juga sudah membaca sejarah kedatangan Islam di Indonesia hingga peranan Walisongo dalam menebarkan dakwah di Bumi Nusantara.


Pewarta: Syakir NF
Editor: Musthofa Asrori