Nasional

NU Peduli Bantu Warga Terdampak Banjir NTT dan NTB

Sen, 12 April 2021 | 04:40 WIB

NU Peduli Bantu Warga Terdampak Banjir NTT dan NTB

Salah satu titik terdampak banjir di NTT. (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online

Bencana alam banjir bandang yang melanda Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat telah menyebabkan sebanyak 176 korban meninggal dunia dan 48 orang masih hilang, sementara 158 orang luka-luka.

 

Sekretaris Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Yayah Ruchyati mengungkapkan hal tersebut berdasarkan hasil laporan dari Ketua LPBINU NTT dan anggotanya yang tergabung ke dalam desk relawan dan posko bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

 

Untuk membantu warga terdampak bencana tersebut, NU Peduli telah dan terus melakukan tindakan seperti pendirian posko. "Posko NU Peduli ada di 16 Kabupaten/Kota di Sekretariat PCNU setempat. Saat ini relawan LPBINU baru bisa menyalurkan bantuan, karena akses ke lokasi sangat susah di jangkau, misalnya dari Kupang ke Malaka, kalau menggunakan pesawat ditempuh sekitar satu jam dan kalau melalui jalur laut seperti kapal juga tidak mudah, karena tergantung pada cuaca, dan armada yang sedikit," ungkap Yayah, Senin (12/4) pagi.

 

Bantuan kemanusiaan yang sudah disalurkan oleh tim NU Peduli berupa sembako, dan makanan siap saji. Selain itu para relawan juga diterjunkan yang kemudian tergabung dalam BPBD, Dinas Sosial, dan Kodim 1605/Belu mengoperasikan dapur umum untuk pemenuhan kebutuhan makan pengungsi dan juga petugas di lapangan.

 

Menurut Yayah, pendataan dampak bencana yang lebih detail masih berlangsung. Meskipun terdapat kendala utama adalah komunikasi via telepon seluler akibat sinyal yang tidak optimal, jaringan listrik masih dalam proses pemulihan di beberapa wilayah.

 

"Untuk data pada 10 April 2021, Provinsi NTT tercatat jumlah pengungsi kurang lebih 16.665 jiwa, korban terdampak 24.377 KK/106.758 jiwa, rumah terdampak 17.967 unit rumah, dengan rincian rumah yang mengalami kerusakan berat sebanyak 3.086 unit, rusak ringan 16.314 unit, dan rusak sedang sebanyak 361 unit," papar Yayah.

 

Sedangkan di Provinsi NTB, kata Yayah, terdapat jumlah korban terdampak kurang lebih 12.110 KK/ 36.839 jiwa, dan rumah terdampak sebanyak 1.925 unit rumah dengan rusak berat sebanyak 380 unit, rusak ringan 2.777 unit, rusak sedang 2.176 unit.

 

Yayah mengungkapkan Gubernur Provinsi NTT menetapkan status Tanggap Darurat selama 30 hari terhitung mulai tanggal 6 April sampai dengan 5 Mei 2021, dan di Provinsi NTB, Bupati Kabupaten Bima juga menetapkan berdasarkan nomor 188.45/131/06.23 tahun 2021 tentang penetapan status TD penanganan bencana banjir bandang, tanah longsor dan angin puting beliung di wilayah Kabupaten Bima ditetapkan selama 30 hari sejak 02 April – 01 Mei 2021.

 

Kondisi saat ini, kata Yayah, wilayah terdampak masih diguyur hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang. Hal tersebut akibat siklon seroja. Berdasarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, informasi terakhir soal siklon Seroja per Sabtu (10/4/2021) pukul 07.00 WIB sudah berada di Samudera Hindia, selatan Jawa Tengah. Angin bergerak dengan kecepatan 12 km/jam dan mengarah ke barat daya semakin menjauh dari wilayah Indonesia.

 

"Semoga hari ini semakin berangsur membaik. Semoga tidak menimbulkan dampak gelombang tinggi, dan semoga tidak ada cuaca ekstrem lainnya seperti hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi di wilayah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, juga wilayah lainnya yang ada di sisi selatan Indonesia," pungkasnya.

 

Kontributor: Anty Husnawati
Editor: Kendi Setiawan