Nasional

Nyala Lilin di Tunas Gusdurian 2022 Doakan Korban Kanjuruhan

Sab, 15 Oktober 2022 | 21:00 WIB

Nyala Lilin di Tunas Gusdurian 2022 Doakan Korban Kanjuruhan

Peserta Tunas Gusdurian 2022 menyalakan lilin dan mendoakan korban tragedi Stadion Kanjuruhan. Aksi ini digelar Sabtu (15/10/2022) malam. (Foto: NU Online/Suci Amaliyah)

Surabaya, NU Online

Para peserta Tunas Gusdurian 2022 menyalakan lilin untuk mengenang meninggalnya ratusan korban tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Tak ketinggalan mereka juga menggelar doa bersama untuk para korban. Aksi ini digelar Sabtu (15/10/2022) malam di halaman Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Jawa Timur. 


Kegiatan ini diikuti oleh penggerak Gusdurian dari 155 komunitas yang hadir dalam Tunas Gusdurian 2022 bertajuk Menguatkan Integritas Gerakan, Meneguhkan Spirit Kebangsaan.


Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid menegaskan bahwa tragedi kanjuruhan bukan tragedi kemanusiaan, tragedi kanjuruhan adalah tragedi sistem.


"Saudara-saudara kita yang kehilangan nyawa adalah korban sistem yang korup, sistem yang tidak akuntabel, dan sistem yang tidak berpihak pada rakyat," kata Alissa.


Korban Kanjuruhan, terang Alisaa adalah martir bagi perjuangan Jaringan Gusdurian untuk terus tegakkan kedaulatan rakyat.


"Jangan biarkan mereka (korban Kanjuruhan) menjadi sia-sia. Jangan biarkan nyawa-nyawa yang hilang dan korban kesakitan tidak berbuah perubahan," pinta Alissa.


Alissa menyayangkan sistem yang kerap dibangun para penguasa selama ini selalu korbankan rakyat.


"Ketika sebuah sistem dibangun di atas kepentingan mereka yang punya modal, punya kuasa, selalu rakyat jadi korban. Dan kali ini rakyat yang menjadi martir adalah saudara-saudara kita di Kanjuruhan," kata Alissa.


Dalam kesempatan itu, Alissa mengajak para penggerak Gusdurian untuk mendoakan para korban tragedi Kanjuruhan. 


"Saya ingin mengajak saudara semua mengheningkan cipta, mengiring kasih sayang melalui energi kita kepada mereka yang harus jadi korban dari perubahan sistem ini," pinta Alissa.


Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Kendi Setiawan