Nasional

Pakar Ekonomi Syariah Nilai Digitalisasi Tingkatkan Semangat Zakat dan Wakaf Masyarakat

Rab, 15 Desember 2021 | 23:00 WIB

Pakar Ekonomi Syariah Nilai Digitalisasi Tingkatkan Semangat Zakat dan Wakaf Masyarakat

Pakar Ekonomi Syariah Irfan Syauqi Beik. (Foto: Tangkapan layar)

Jakarta, NU Online
Pakar Ekonomi Syariah Irfan Syauqi Beik mengatakan, pemanfaatan financial technology (fintech) pada proses digitalisasi zakat dan wakaf bisa meningkatkan semangat masyarakat untuk berzakat dan berwakaf.

 

“Ternyata digitalilsasi bisa meningkatkan pengumpulan zakat,” kata Irfan saat mengisi kegiatan bahtsul masail ‘Penguatan UMKM Syariah Berbasis Teknologi,’ yang diselenggarakan secara virtual oleh Pengurus Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Rabu (15/12/2021).

 

Ia mengambil contoh pegalamannya saat menggawangi pengelolaan zakat di Baznas. Proses digitalisasi zakat dan wakaf terbukti menaikan minat masyarakat dari yang tadinya 1 persen di tahun 2016 kemudian melejit menjadi 24 persen pada tahun 2020.

 

“Jadi, kontribusinya naik dari 1 persen menjadi 24 persen,” tutur pria yang juga Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat Infak, dan Sedekah (ZIS) Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) tersebut.

 

Digitalisasi zakat, lanjut Irfan dilakukan mulai dari pengumpulan, hingga ke penyaluran. “Kalau dari sisi pengumpulan, misalkan di Baznas mengembangkan digital fundrasing. Jadi, ada zakat virtual asistent. Itu yang dikembangkan dari sisi pengumpulan,” paparnya.

 

Kendati demikian, Irfan menilai bahwa sinergi zakat dan wakaf juga tidak boleh dinomorduakan. “Sinergi ini pada sisi kebijakan antara kebijakan zakat dengan wakaf, sinergi sisi kelembagaan, dan sinergi dari sisi program. Kalau tiga sinergi ini bisa dilakukan, insyaallah ini akan memberikan efek positif pada sektor zakat dan wakaf,” terangnya.

 

Pada kesempatan yang sama, Komisaris Utama Bank Syariah Indonesia Adiwarman Azwar Karim mengatakan tak hanya pada sektor zakat dan wakaf, optimalisasi daya guna fintech juga harus bisa dilakukan oleh para pemilik usaha mikro.

 

“Kemajuan teknologi fintech telah membuat persaingan usaha sangat berubah. Oleh karena itu, kalau kita mau fintech kita, UMKM kita maju, kita harus memberikan kenyamanan,” ujar Adiwarman.

 

“Orang nggak mau bisnis sama kita kalau kita ribet. We like to do the business with people we like,” imbuhnya.

 

Selain memberikan kenyamanan melalui teknologi, sambung Adiwarman, para pelaku usaha juga harus memberikan manfaat lebih.

 

Terkahir, ia mengatakan bahwa kelancaran seseorang dalam mengembangkan usahanya tidak terlepas dari peran orang lain. “Oleh karena itu, perbanyak terima kasih sebagai wujud syukur kita kepada Allah,” ungkapnya.

 

Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi