Nasional

Panglima TNI Tegaskan Kekuatan NU sebagai ‘Civil Society’

Sen, 5 Agustus 2019 | 16:45 WIB

Panglima TNI Tegaskan Kekuatan NU sebagai ‘Civil Society’

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj saat menerima kunjungan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Senin (5/8).

Jakarta, NU Online
Indonesia merupakan negara besar dengan lebih dari 260 juta penduduknya. Tak ayal, masyarakat menjadi salah satu kekuatan terbesarnya. Hal itulah yang diungkapkan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj saat menerima kunjungan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

“Negara besar seperti apapun harus bergandengan dengan kekuatan civil society. Nah di Indonesia alhamdulillah struktur masyarakat Indonesia ini jelas, ada NU, Muhammadiyah,” katanya di gedung PBNU lantai 1, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Senin (5/8).

Menurutnya, hal tersebut merupakan kelebihan Indonesia sebagai negara besar mengingat kejelasan struktur sosialnya.
 
“Itu kebesaran kita, kelebihan kita daripada Timur Tengah yang tidak punya struktur sosial. Kita ini punya struktur sosial sebagai pilar yang akan bersama-sama TNI dan Polri dan seluruh komponen untuk menjaga keutuhan bangsa ini,” jelasnya.

Lebih lanjut, Kiai Said juga menjelaskan bahwa penjagaan dari ancaman ekstremisme juga harus melalui budaya dengan melibatkan seluruh elemen bangsa.

“Tidak hanya dengan senjata, tidak hanya dengan uang, ekonomi, tapi juga harus dengan budaya dan semua stakeholder dalam bangsa ini harus bersama-sama menghadapi tantangan yang sangat berat ini,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Ats-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan itu.

Oleh karena itu, PBNU, lanjutnya, selalu siap bersama TNI untuk menghadapi berbagai tantangan negeri. “Kami siap selalu bersama TNI. Dari dulu sebetulnya. NU selalu bersama TNI, bersama konstitusi menjaga mengawal yang sekarang kita kenal sebagai empat pilar tadi,” katanya.

“Kita kan selalu siap, NU dengan segala komponennya, baik pemudanya, ulamanya, pelajarnya mahasiswanya, ahli tarekatnya siap menjaga dan mengawal NKRI dari ideologi yang masuk dari asing,” pungkasnya.

Dalam pertemuan tersebut, Kia Said memberikan beberapa buku kepada Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai buah tangan, seperti Atlas Walisongo karya KH Ng Agus Sunyoto, Buku Pintas Islam Nusantara karya M Sulthon Fathoni, dan Meneguhkan Islam Nusantara, sebuah buku biografi KH Said Aqil Siroj.

Pada kesempatan tersebut, hadir para ketua PBNU KH Abdul Manan Abdul Ghani, H Marsudi Syuhud, H Robikin Emhas, H Eman Suryaman, HM. Sulton Fatoni, Sekretaris Jenderal H Ahmad Helmy Faishal Zaini, Bendahara Umum H Bina Suhendra, Wakil Sekjen H Imam Pituduh, H Iqbal Sulam.

Hadir pula Ketua Pengurus Pusat Lembaga Pendidikan Maarif H Zainal Arifin Junaedi, Ketua Pengurus Pusat Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Ali Yusuf, dan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathan (MDHW) Hery Heryanto Azumi. (Syakir NF/Fathoni)