Nasional

PBNU Ajak Aparat Kepolisian Samakan Cara Pandang Keagamaan dan Kebangsaan

Jum, 29 Januari 2021 | 04:15 WIB

PBNU Ajak Aparat Kepolisian Samakan Cara Pandang Keagamaan dan Kebangsaan

Silaturahim Kapolri dengan PBNU, Kamis (28/1) di Kantor PBNU Jakarta. (Foto: dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo, melakukan silaturahim di Kantor PBNU Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Kamis (29/1) sore. 


Pada pertemuan itu, Kiai Said merasa bersyukur karena Listyo Sigit telah mendapat kepercayaan menjadi Kapolri yang ke-25. Ia meminta Kapolri agar silaturahim tersebut dapat ditingkatkan.


“Silaturahim ini harus kita tingkatkan menjadi silatul afkar atau menyamakan persepsi dan cara pandang,” kata Kiai Said.


“Mari kita antara NU dan kepolisian, kita samakan cara pandang kita. Kita samakan pemahaman kebangsaan, agama, budaya. Pasti bisa kuat dan menjadi kekuatan NKRI, kalau kita sudah menyamakan pandangan ini,” sambungnya.


Silaturahim itu hendaknya ditingkatkan menjadi silatul amal wal ikhtiar, yakni bersama-sama membangun kerja sama yang kuat dan kokoh. Ke depan, Kiai Said mengajak kepolisian untuk memperkuat dan meningkatkan kerja sama yang telah terjalin sejak lama. 


“Misal dari tingkat bawah mulai dari Polsek, Polres, dan Polda, mari kita perkuat kerja sama kita antara MWC, Cabang, dan Wilayah NU. Dengan begitu, silaturahim akan membuahkan hasil yang sangat positif kalau kita tindaklanjuti menjadi silatul amal wal ikhtiar. Hubungan kerja dan upaya-upaya yang positif,” jelas Kiai Said.


Setelah silatul amal wal ikhtiar itu terjalin, Kiai Said lantas mengajak Kapolri beserta jajarannya untuk sama-sama membangun hubungan spiritual atau silaturruh. Menurutnya, hubungan ini bersifat universal. Baik lintas agama, lintas sekte, maupun lintas mazhab.


“Mari kita bangun kekuatan spiritual. Spiritual itu universal, bukan hanya monopoli satu agama. Agama mana pun memiliki kiat-kiat untuk membangun kekuatan spiritual. Bukan hanya agama Islam. Oleh karena itu, sekali lagi, yang paling penting adalah kekuatan spiritual,” beber kiai kelahiran Cirebon, 67 tahun yang lalu ini.


Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa Indonesia bisa merdeka berkat kekuatan spiritual yang telah dibangun para pendiri bangsa. “Oleh Bung Karno, Pak Hatta, baik yang muslim dan non-muslim. Semuanya dengan mengerahkan segala kekuatan (untuk memerdekaan Indonesia), termasuk kekuatan spiritual,” terang Kiai Said.


“Yang penting mari kita tingkatkan saling pengertian, menyamakan persepsi, kemudian memperkuat kerja sama. Islam tasamuh (toleran) dan tawasuth (moderat) mari kita perkuat semua,” tegasnya.


Sinergi Polri-NU jaga kamtibmas


Sementara itu, Kapolri Listyo Sigit Prabowo mengakui bahwa pihaknya tidak bisa melakukan kerja sendiri, terutama dalam upaya menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).


“Untuk bisa melakukan upaya itu, sinergi harus kita lakukan. Tentunya melakukan sinergi dengan ormas Islam terbesar seperti NU ini hukumnya wajib. Jadi dalam kesempatan ini kami berterima kasih. Banyak sekali program ke depan yang berkaitan dengan pemeliharaan kamtibmas,” ungkap Sigit.


Jenderal Polisi yang sebelumnya menjabat Kapolda Banten ini menyatakan, interaksi antara warga NU dengan kepolisian di lapangan sudah sangat dirasakan oleh pihaknya. Terutama dalam kegiatan-kegiatan tertentu, seperti peringatan hari-hari besar keagamaan.


“Khususnya (hari-hari besar) non-muslim. Bagaimana kawan-kawan dari Banser dan Pagar Nusa berdampingan dengan kepolisian untuk menjaga dan memelihara kamtibmas, agar kegiatan itu bisa berjalan dengan baik,” terang Sigit.


“Oleh karena itu tidak asing lagi bagi kami utnuk kerja sama dengan NU,” pungkasnya.


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad