Nasional

PBNU Imbau Warga NU Shalat Ghaib untuk KH M Chaidar Muhaiminan

Ahad, 6 Agustus 2023 | 19:20 WIB

PBNU Imbau Warga NU Shalat Ghaib untuk KH M Chaidar Muhaiminan

Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online 
Pengurus Besar Nahdalatul Ulama (PBNU) mengimbau kepada seluruh pengurus NU di Indonesia untuk melaksanakan shalat ghaib untuk KH M Chaidar Muhaiminan, Pengasuh Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah yang wafat pada Ahad, 19 Muharram 1445 H/6 Agustus 2023 M.


Imbauan ini diserukan secara resmi melalui surat PBNU yang ditujukan kepada pengurus wilayah, cabang, dan cabang istimewa dengan Nomor 817/PB.03/A.I.03.47/99/08/2023 tertanggal  19 Muharram 1445 H/6 Agustus 2023 M dan ditandatangani langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Sekretaris Jenderal PBNU H Syafullah Yusuf.


“Teriring doa semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni segala salah dan khilaf mereka, serta menerima semua amal kebaikan mereka selama hidup,” demikian dikutip NU Online, Ahad (6/8/2023).


Kiai Chaidar merupakan mursyid Tarekat Syadziliyah yang berpulang ke rahmatullah saat menjalani perawatan di Puskesmas Paninggaran Kabupaten Pekalongan pada Ahad (6/8/2023) siang. Putra dari almarhum KH Muhaiminan Gunardo ini hadir di Pekalongan untuk menyampaikan ceramah dalam majelis pengajian di Kramat, Desa Dumiyang, Paninggaran, Kabupaten Pekalongan.  


"Di tengah menyampaikan pengajian Kiai Chaidar pingsan dan langsung dilarikan ke Puskesmas Paninggaran untuk mendapatkan perawatan. Namun upaya itu tidak berhasil, Allah memanggil kiai Chaidar menghadap kepada-Nya, meninggalkan dunia untuk selamanya," kata KH Mufid Rahmat tokoh NU yang pernah menjadi Ketua PW GP Ansor Jawa Tengah dikutip dari NU Online Jawa Tengah.


Kiai Chadar merupakan alumni Pesantren Tremas Pacitan dan Lirboyo Kediri. Ia adalah putra dari ulama karismatik KH Muhaiminan  dan Hj Jayidah. Kiai Chaidar merupakan 1 dari 6 orang putra dan putri Kiai Muhaiminan yakni, Suad Jauharoh, Kautsar, KH Chaedar, Hanif (almarhum), Nauval dan Baha. Kiai Chaidar meneruskan kepengasuhan pesantren setelah Kiai Muhaminan Gunardo meninggal dunia pada 2 Oktober 2007.