Nasional

PBNU Kembali Bahas Pelaksanaan Muktamar Ke-34 NU

Rab, 15 Juli 2020 | 11:35 WIB

PBNU Kembali Bahas Pelaksanaan Muktamar Ke-34 NU

Rapat Harian Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU, Rabu (15/7) di PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. (Foto: dok. PBNU)

Jakarta, NU Online

PBNU mengadakan Rapat Harian Syuriyah-Tanfidziyah PBNU, Jakarta, Rabu (15/7). Beberapa pengurus mengikuti rapat tersebut dari rumah masing-masing, di antaranya Rais Aam KH Miftachul Akhyar dan Katib Aam KH Yahya C. Staquf. Sementara Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini, Ketua PBNU H Robikin Emhas, dan beberapa wakil sekretaris jenderal hadir langsung.  


Menurut Ketua PBNU Robikin Emhas, pada rapat tersebut, PBNU memutuskan, antara lain, tentang refocussing kegiatan dan realokasi anggaran NU Peduli Covid-19 untuk lembaga pendidikan, khususnya pesantren.
 

 

 

Keputusan kedua, PBNU akan mengadakan rapat lagi untuk membahas usulan PWNU atau PCNU mengenai status pelaksanaan muktamar.


Untuk diketahui, saat ini PBNU telah menerima surat usulan dari 11 PWNU yang pada pokoknya berisi usulan penundaan pelaksaan muktamar. PBNU masih akan menerima masukan dari PWNU lainnya.


Setelah usulan-usulan diterima, PBNU baru akan mengadakan rapat lagi. Agenda Rapat mendatang antara lain membahas usulan-usulan yang masuk mengenai status pelaksanaan muktamar, termasuk dalam forum apa keputusan itu akan diambil, apakah dalam rapat harian syuriyah-tanfidziyah atau Konferensi Besar NU khusus. 
 

 

 

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar yang mengikuti rapat tersebut dari Surabaya berpesan agar semua keputusan yang dikeluarkan memberikan kemaslahatan bersama. Selain itu, penting pula menampung aspirasi kepengurusan NU di seluruh daerah.


Kiai Miftah berharap jajaran pengurus harian tetap mengedepankan pertimbangan yang matang dalam hal apapun. "Mudah-mudahan ini memberikan kemaslahatan bersama," kata Kiai Miftachul Akhyar.


===
Berita ini telah mengalami pengeditan baik di judul maupun isi berita. 


Pewarta: Abdul Rahman Ahdori

Editor: Fathoni Ahmad